Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Saat membaca novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, Ine Febriyanti remaja terkagum dengan sosok Nyai Ontosoroh.
Saat itu usianya masih 19 tahun, Ine pun punya mimpi untuk bisa memerankan sosok tersebut.
“Saya baca novel ini dari usia 19 tahun, dan saya berdoa semoga saya bisa memerankan dia (Nyai Ontosoroh),” katanya ditemui di Hotel Majapahit, Tunjungan, Surabaya, Jumat (9/8/2019).
Bagi Ine, mungkin saja gadis seusianya saat itu menginginkan berperan sebagai Annelies, wanita keturunan pribumi nan jelita. Annelies merupakan anak dari Nyai Ontosoroh.
Baca: Sebelumnya Tak Pernah Mau, Ine Febriyanti Akhirnya Lihat Aktingnya Sendiri Dalam Film ‘Bumi Manusia’
Namun, ia terlanjur kepincut dengan sosok Nyai Ontosoroh, seorang gundik bermental baja yang enggan dipandang sebelah mata.
“Nggak tahu kenapa Nyai Ontosoroh kuat sekali di bukunya. Dia dibuat sangat cantik, kuat, berpengaruh, luar biasa. Semua orang pasti jatuh cinta sama dia,” ucapnya.
Ine pun bersyukur, ia akhirnya bisa memerankan sosok Nyai Ontosoroh dalam film Bumi Manusia yang dirilis 15 Agustus 2019 mendatang.
Dalam memasuki karakter Nyai Ontosoroh, wanita 43 tahun ini tak ingin setengah-setengah. Ia mengaku totalitas dalam mendalami karakter ibunda Annelies itu.
“Nyai Ontosoroh kan karakter luar biasa. Peran ini diinginkan semua aktris di Indonesia, semua pengen jadi dia. Akhirnya terpilih ya Alhamdulillah jodohnya, nggak bisa saya sia-siain makanya saya berupaya sungguh-sungguh memerankan,” tuturnya.