Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semula, pihak promotor berniat untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Sumatera untuk menonton konser.
Demi mewujudkan niat itu, pihak promotor pun menggelar konser Westlife di Palembang. Namun konser tersebut berujung pada kerugian mencapai milyaran rupiah.
“Kami menjawab kerinduan penonton, kenapa sih kita kalau nonton konser harus di Jakarta, nonton Metallica di Jakarta, Gun N Roses di Jakarta, nonton Ed Sheeran kan di Jakarta. Kita kan punya sumber daya yang cukup lah, venuenya juga bagus-bagus,” kata Rendy, Presiden Direktur Neutron Live Asia saat dihubungi Tribunnews, Kamis (22/8/2019).
Baca: Momen Seru Saat Pevita Pearce Diajak Naik Panggung di Konser Westlife hingga Selfie Bareng
Namun, Rendy memprediksi bahwa konser di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (18/8/2019) malam adalah konser terakhir untuk grup musik lagendaris Internasional.
Menurutnya, jika masih berupa konser penyanyi solo, atau grup musik lainnya mungkin masih bisa terselenggara dengan sukses.
“Mungkin ini konser pertama dan terbesar, mungkin juga bisa menjadi konser terakhir di pulau Sumatera. Kalau Air Supply, Calum Scott mungkin masih bisa (terselenggara). Sebesar se-legend kayak Westlife ini pertama dan terakhir,” katanya.
Tak seperti konser di Jakarta, penjualan tiket Westlife di Palembang tidak terjual habis.
Menurut Rendy, banyak penonton yang memburu tiket ketika waktu pembelian sudah ditutup. Banyak juga, penonton yang meminta potongan harga.
Baca: Promotor Klarifikasi Kabar Pejabat Minta 500 Tiket VIP Konser Westlife
“Berharap potongan harga, padahal kami dari pihak promotor meng-set harga jni adalah tiket Westlife dengan harga paling murah di seluruh dunia. (Konser di) Semarang san Borobudur, paling atas di VIP 3,5 juta kita cuma 1,95 juta. Tiket paling murah 550 itu sudah sangat murah. Di Jakarta paling murah 1 juta,” katanya.
Tak hanya itu, sebelumnya Rendy juga menjelaskan banyaknya oknum yang membobol akses konser. Oknum tersebut terpantau tidak menggunakan tanda pengenal kru atau media, maupun gelang penotnon.
Jumlah oknum tersebut diperikrakan mencapi 500 orang, setengah dari kapasitas stadion.
Tiket yang tak ludes dijual, serta banyaknya oknum tak bertanggung jawab pun membuat promotor merugi milyaran rupiah.
“Rugi sekitar 5 Milyaran, mungkin jadi tolak ukur untuk promotor-promotor lain. Lebih baik kalau artisnya sebesar westlife jangan dibawa ke Palembang, ini Neutron Live Asia sudah pernah coba dan rugi 5 M.. butuh waktu 10 tahun lagi untuk ada promotor yang berani bawa (musisi Internasional) ke Sumatera,” katanya.