News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Najwa Shihab Beberkan Sosok Susi Pudjiastuti, Semua Terwakili Melalui Kata: Tenggelamkan!

Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najwa Shihab Beberkan Sosok Susi Pudjiastuti

Najwa Shihab Beberkan Sosok Susi Pudjiastuti, Semua Terwakili Melalui Kata: Tenggelamkan!

TRIBUNNEWS.COM - Najwa Shihab berikan komentar ketika ditanya tentang sosok Susi Pudjiastuti dan kinerjanya selama menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dalam 5 tahun terakhir.

Komentar ini diberikan saat Najwa menghadiri acara Peluncuran Buku Laut Masa Depan Bangsa dengan tema Transformasi Kelautan dan Perikanan 2014 - 2019 pada Jumat (18/10/2019). 

Dalam diskusinya, acara tersebut dipandu oleh Rosiana Silalahi. 

Hal ini Najwa sampaikan melalui unggahan di akun Instagram miliknya @najwashihab, Sabtu (19/10/2019).

Dalam keterlibatan Susi sebagai tokoh publik di tengah panggung politik, Najwa membaginya dalam 3 fase.

Yaitu fase nyentrik, fase ciamik, dan fase polemik.

Selain menyebutkan 3 fase ini, Najwa pun menjabarkan satu persatu artinya.

Fase pertama adalah fase nyentrik.

Najwa menyebut di awal masa kerjanya di 2014 lalu, Bu Susi mencuat karena ia bertato, merokok, dan hanya lulusan SMP.

Melihat gayanya, Najwa tak lupa mengingatkan bahwa Susi merupakan seorang perempuan.

"Paket combo yang memungkinkan narasi tentang Susi adalah narasi tentang kenyentrikan, kenyelenehan," tulis Najwa. 

Seiring berjalannya waktu, percakapan tentang persona itu mulai diisi dengan fase kedua, yaitu fase ciamik.

Fase ini memperlihatkan tentang soal menangkap ikan menjadi urusan kedaulatan. 

Hingga muncul istilah kata "Tenggelamkan", istilah ini kemudian dianggap populer sampai digunakan oleh banyak kalangan untuk dijadikan meme, grafis, dan joke. 

"Terutama pilihan Bu Susi untuk fokus memerangi illegal fishing, ia memperlihatkan betapa soal tangkap-menangkap ikan ini sebagai perkara genting, urusan kedaulatan," 

"Semua terwakili melalui kata: Tenggelamkan!"

"Sedemikian kuatnya kebijakan itu hingga istilah “tenggelamkan” telah menyelinap dalam kebudayaan populer di Indonesia."

"Ia direproduksi menjadi berbagai bentuk meme, grafis dan joke, tidak ada kebijakan tanpa resistensi dan intrik," tambahnya. 

Melihat kondisi ini, Najwa mengkategorikan pada fase ke 3 yang disebut dengan fase polemik.

"Kritik soal penenggelaman kapal yang bahkan datang dari dalam kabinet."

"Belum lagi polemik soal cantrang, sampai yang terakhir Gubernur Maluku bahkan mengajak Bu Susi perang."

"Dari fase inilah kita melihat sosok Bu Susi yang tanpa tedeng aling-aling."

"Ia tidak sungkan menunjukkan ketidaksukaannya," kata Najwa. 

Najwa pun menyebut bahwa hal ini menjadi biasa kita dengar ketika ucapan Susi memantik sebuah perdebatan. 

"Di tengah panggung politik, karakter seperti itu mungkin tidak politically correct, tapi bukankah Bu Susi memang bukan politikus?"

Baginya, Susi punya karakter yang berbeda dengan pejabat yang serba retoris. 

Kondisi ini mampu menyegarkan ekosistem politik Indonesia. 

Baginya, Susi telah bijak dalam mengembalikan laut. 

"Sebagai pengambil kebijakan, Bu Susi telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengembalikan laut sebagai isu penting bagi publik."

"Dia membuat laut menyelinap ke tengah diskursus."

"Dia membuat perkara ikan sebagai urusan kedaulatan."

"Bu Susi telah menapakkan jejak," tutupnya. 

Komentar Najwa tentang Susi

Kenangan Susi Pudjiastusi saat menjadi Menteri

Ada banyak kenangan dari Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti selama 5 tahun terakhir.

Kenangan itu semakin terasa mengingat langkah dan ketegasan Susi selama memimpin kedaulatan laut Indonesia, baik bagi orang terdekatnya, maupun masyarakat RI seluruhnya.

Dalam sebuah video di acara peluncuran bukunya berjudul "Transformasi Kelautan & Perikanan 2014-2019" di Kementerian KKP, Jumat (18/10/2019), Susi kerap menunjukkan langkah masif memerangi kapal pencuri ikan dan memberdayakan masyarakat pesisir.

Tak jarang, dia juga menunjukkan sikap ala dirinya, cuek dan bersahabat dengan masyarakat sekitar saat kunjungan dinas.

Dia mengajak masyarakat senam dan lomba tarik tambang di pantai.

Video itu juga diawali dengan ucapan Presiden RI saat melantik Susi.

Melansir Kompas.com, Susi terlihat berlari kecil mensejajarkan barisan dengan para Menteri lain, yang saat itu tengah dilantik bersama.

"Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti dan saya yakini beliau nanti akan banyak melakukan terobosan di bidang Kelautan dan Perikanan," begitu kata Presiden RI Joko Widodo dalam sambutannya saat melantik wanita asal Pangandaran itu.

Usai dilantik, Susi benar-benar melakukan terobosan.

Dia merasa kata-kata Presiden Jokowi merupakan sinyal bagi dirinya untuk memperbaiki laut.

"Pak jokowi bilang saya akan bikin terobosan. Itu adalah sebuah sinyal bahwa saya boleh banyak melakukan terobosan. Dan beliau mendukung sekali, membentuk Satgas 115, beliau perintahkan Menteri Hukum dan Ham menandatangani perizinan moratorium kapal asing selama 6 bulan," kata Susi Pudjiastuti di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Terobosan itu memang terlihat saat Susi mengambil beragam langkah anti mainstream, yang masih jadi perdebatan hingga kini, seperti melarang ekspor koral, melarang menangkap ikan menggunakan cantrang atau alat yang merusak laut, dan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan.

Baca: Dua Kapal Patroli Senilai Rp86 Miliar Bakal Diserahkan ke TNI AL

Baca: Ki Sabdo Panggil Nyi Roro Kidul Amankan Pelantikan Jokowi, Ternyata Pernah Rela Mati untuk Prabowo

Penenggelaman

Belum lama ini, Susi kembali memimpin 21 penenggelaman kapal di Kalimantan Barat.

Jumlah 21 kapal itu menambah koleksi kapal yang ditenggelamkan sejak dirinya menjabat jadi menteri.

Data KKP menyebut, 556 kapal sudah dimusnahkan dari Oktober 2014 hingga Oktober 2019.

Jumlah tersebut terdiri dari 321 kapal berbendera Vietnam, 91 kapal Filipina, 87 kapal Malaysia, 24 kapal Thailand, 2 kapal Papua Nugini, 3 kapal Republik Rakyat China, 1 kapal Nigeria, 1 Kapal Belize, dan 26 kapal Indonesia.

Sementara itu berkat kebijakannya memerangi kapal pencuri ikan, produksi ikan tuna, tongkol, dan cakalang mengalami peningkatan.

Menurut data Fishstat 2019, Indonesia masuk menjadi produsen nomor 1 tuna dunia, dari 1.178.173 ton tahun 2012 menjadi 1.342.601 ton tahun 2017.

Sementara di posisi kedua ditempati oleh Vietnam dengan total 485.875 ton tahun 2017.

Setali tiga uang, ekspor ikan turut meningkat.

Volume ekspor hasil perikanan tahun 2017-2018 naik 4,45 persen dan nilai ekspor naik 7,44 persen.

Baca: Wiranto Membolos Demi Bertemu Jajaran Kemenkopolhukam dan Setelah Itu Kembali ke RSPAD

Baca: Gibran Rakabuming Datang Sendirian ke Pelantikan Jokowi, Singgung Kondisi Kehamilan Selvi Ananda

Gagalkan Penyelundupan

Hasil Laut Tidak hanya itu, Susi kerap punya andil dalam penggagalan penyelendupan hasil laut RI yang peredarannya sudah dilarang pemerintah.

Sebut saja benih lobster yang telah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) No. 56 Tahun 2019 tentang Penangkapan Lobster.

Lobster di bawah ukuran 200 gram dan bertelur tidak boleh diperjualbelikan dan keluar dari wilayah Indonesia.

Sepanjang tahun 2019 hingga 5 Oktober 2019, KKP dan tim gabungannya telah berhasil menggagalkan 63 kasus penyelundupan benih lobster. Rinciannya, 11 kasus ditangani oleh BKIPM, 34 kasus oleh Polri, 15 kasus oleh TNI AL, dan 3 kasus oleh Bea Cukai.

Nilai potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan adalah sebesar Rp 733,67 miliar.

KKP juga mengatur soal peredaran kepiting.

Sama seperti lobster, kepiting di bawah 200 gram dan kepiting betina tidak diperjualbelikan, kecuali pada periode 15 Desember hingga 15 Februari.

Peraturan tersebut dibuat agar ekosistem kepiting tidak habis sehingga harus impor dari luar.

Sejauh ini, kepiting bakau di daerah Jawa telah habis.

Sedangkan, kepiting bakau masih hidup di Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur.

Baca: Sambangi Kemenkopolhukam Usai Pulih, Wiranto: Terima Kasih Telah Mendoakan dan Mendukung Saya

Baca: Ditanya Soal Jokowi-Maruf, Ussy Sulistiawaty: Couple Goals

PDB Perikanan Meningkat

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga mencatatkan kenaikan pada nilai PDB Perikanan di triwulan II 2019 yang dilaporkan pada September lalu.

Kenaikan itu mencapai Rp 62,24 triliun dibanding triwulan II 2018 sebesar Rp 58,58 triliun.

Pencapaian tersebut memberikan kontribusi PDB perikanan Triwulan atas dasar harga berlaku tahun 2014-2018 terhadap PDB nasional dengan rata-rata sebesar 2,60 persen.

Persentase ini meningkat dari rata-rata tahun 2014 sebesar 2,32 persen.

Hal tersebut menunjukkan, ada peningkatan nilai tambah yang mencerminkan peningkatan income para pelaku sektor perikanan secara rata-rata.

(Tribunnews.com/Sinatrya) (Fika Nurul Ulya/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini