TRIBUNNEWS.COM - Sempat buntu karena lagu yang diorder Ernest Prakarsa untuk soundtrack film teranyarnya tak juga kelar, Fiersa Besari dapat ilham saat bertengkar dengan istri.
Mendapat kabar bahwa dirinya ditunjuk menjadi musisi yang akan mengisi soundtrack film anyar garapan Ernest Prakasa membuat Fiersa Besari senang luar biasa.
Dengan bersemangat ia membaca novel karya Meira Anastasia yang akan diadopsi jadi film berjudul Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan.
Ia juga mempelajari sebagian draft skenario agar isi lagu selaras dengan adegan film.
Namun rasa senangnya itu sempat berubah menjadi perasaan kesal.
Dua kali materi lagu yang diajukan ternyata mendapat "penolakan".
Sebelumnya, Fiersa mengira lagu yang dibuatnya untuk mengisi adegan sedih atau galau.
"Ternyata saya ditugaskan untuk membuat lagu yang berisi penyemangat. Dan bukan untuk penggalan adegan, lagu harus dibuat mewakili atau merangkum isi seluruh film. Dua kali saya mengajukan nada dan lirik, saya merasa Ernest dan Meira masih kurang sreg meskipun mereka tak menyampaikan secara langsung," ungkap Fiersa Besari saat ditemui di Hongkong Cafe, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).
Fiersa Besari pusing kepala memikirkan konsep yang tepat. Ia kerap menyendiri, mengulik lagunya dengan berbagai konsep, hingga ia merasakan kekesalan.
Di sisi lain, ia dikejar waktu karena penayangan film tersebut tinggal beberapa bulan saja.
Hingga suatu waktu ada momen dimana ia merasa mendapatkan ilham atau jalan keluar dari kebuntuan yang dirasakannya.
Fiersa Besari bercerita bahwa suatu ketika ia pindahan rumah sehingga banyak kerabat yang datang ke rumah barunya itu untuk membantu membawa barang-barang dari rumah lamanya.
Di sela kesibukannya, ia menyempatkan waktu menyendiri di lantai dua rumahnya untuk merampungkan lagu untuk soundtrack film itu.
Tetapi, ia merasa terusik dengan keramaian keluarganya di lantai bawah. Konsentrasinya terganggu.
Dengan nada sengak ia mengungkapkan kekesalannya itu kepada sang istri, namun istrinya malah ngambek.
"Saya bilang ke istri soal itu malah dia jadi ikut kesal dan kita bertengkar. Tapi karena bertengkar hanya gara-gara masalah sepele, saya jadi melihat dari sudut pandang istri saya dan akhirnya bisa menyelesaikan lagu ketiga kalinya yang disukai Ernest dan Meira,"katanya.
Selain berdiskui dengan Ernest dan Meira, Fiersa sempat dipusingkan saat berdiskusi soal konsep atau aransemen dengan Ifa Fachir
Menurut Fiersa, Ifa Fachir yang ditugasi mengaransemen musik dalam film itu sempat menguliti materi lagunya.
Bahkan, sempat terjadi perdebatan untuk mencari jalan tengah.
Keduanya sepakat lagu yang akan dijadikan soundtrack tak menghilangkan karakter vokal dan lirik dari Fiersa namun juga sesuai dengan aransemen yang dibutuhkan untun membangun mood dalam film.
"Nyari jalan tengah untuk kebutuhan visual sama lagu memang susah. Lagunya harus selaras dengan skripnya. Tapi saya coba nggak ngilangin karakrer. Tapi berkat Ifa, hasil aransememennya jadi luar biasa," tandasnya (Wartakota/feryanto hadi)