TRIBUNNEWS.COM - Aktor dan musisi Indonesia, Djaduk Ferianto tutup usia pada Rabu, (13/11/2019), pukul 02.30 WIB.
Pria bernama lengkap Gregorius Djaduk Ferianto lahir di Yogyakarta pada 19 Juli 1964.
Djaduk sudah akrab dengan dunia seni mulai sejak kecil.
Ia adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja yang merupakan koreografer dan pelukis senior Indonesia.
Dimulai ketika ia berusia enam tahun aktif dalam kegiatan menari di Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardjo yang tak lain adalah milih ayahnya sendiri.
Djaduk mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, ia mengambil jurusan Seni Rupa dan Desain.
Dikutip dari id.wikipedia.org, Rabu (13/11/2019) Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional.
Tahun 1996, Djaduk membentuk kelompok musik yang diberi nama Kua Etnika yang dikenal dengan mengubah lagu-lagu daerah menjadi lebih dinamis lagi.
Djaduk baru bisa masuk industri nasional tahun 1996, setelah muncul di acara Dua Warna RCTI.
Setelah itu ia juga mendirikan Orkes Sinten Remen pada tahun 1997, mereka membawakan keroncong dengan bahasa yang sudah diubah namun tetap tidak meninggalkan kekhasannya.
Selain bermusik, Djaduk juga sempat menjadi pemain di Teater Gandrik.
Dalam dunia seni peran, ia juga pernah ikut andil di Film Petualangan Sherina.
Djaduk berperan sebagai Kartarajasa, orang yang ingin menguasai tanah pertanian Ardiwilaga.
Pria berusia 55 tahun ini juga pernah memperoleh sejumlah penghargaan, di antaranya Pemusik Kreatif 1996, Penata Musik Terbaik Piala Vidia 1995, dan Grand Prize 2000 dari Unesco.
Adik dari Butet Kertaradjasa ini juga menggagas Ngayogjazz pada tahun 2006 bersama musikus lainnya.
Berikut beberapa karya Djaduk Ferianto dilansir dari id.wikipedia.org:
1. Film Petualangan Sherina (2000)
2. Film Koper (2006)
3. Film Jagad X Code (2009)
4. Film Cewek Saweran (2011)
5. Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kua Etnika,1997)
6. Ritus Swara (bersama Kua Etnika, 2000)
7. Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000)
8. Komedi Putar (bersama Orkes Sinten Remen, 2002)
9. Janji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003)
10. Maling Budiman (bersama Orkes Sinten Remen, 2006)
11. Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006)
12. Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)
Jenazah Djaduk Ferianto akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, Yogyakarta, Rabu siang, dikutip dari laman kompas.com.
Kabar duka tersebut sangat mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, Djaduk masih akan dijadwalkan tampil di Ngayogjazz pada Sabtu 16 November 2019 di Godean, Yogyakarta.
(Tribunnews.com/Lanny Latifah)