Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah 20 tahun musisi Badai eks Kerispatih (41) berkarir dan berkecimpung di industri musik Indonesia, lewat berbagai ragam karya lagunya.
Sudah lebih daru ratusan lagu yang dibuat Badai eks Kerispatih selama dirinya berkarir di dunia musik sejak tahun 2003 silam.
Namun, Badai eks Kerispatih mengaku sangat kecewa dengan pengelolaan Hak Cipta dan royalti ditubuh pemerintahan.
Sebab, bagi Badai, pengelolaan Hak Cipta dan royalti menjadi sebuah masalah serius dalam perkembangan dan kemajuan industri musik Indonesia, didalam diri musisi Tanah Air.
"Saya termasuk musisi yang lelah dengan peraturan Hak Cipta dan royalti ini," kata Badai eks Kerispatih dalam jumpa pers konser 'The Historical Journey of Badai The Pianoman, Konser Hati dan Rasa' di The Old Temple Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2019) malam.
Baca: Badai Eks Kerispatih Gelar Konser Tunggal Tanpa Sponsor
Baca: Tandai 21 Tahun Berkarya di Dunia Musik, Badai eks Kerispatih Akan Gelar Konser Tunggal
Baca: Reuni dengan Kerispatih, Sammy Simorangkir Ingat Almarhum Andhika
Sebagai pencipta lagu, Badai menegaskan bahwa UU Hak Cipta sangat merugikan para komposer dalam mencari uang.
"Dalam hal ini harusnya pencipta lagu diselamatkan. Nah, tapi masalah hak cipta, ini yang sangat dikeluhkan sama pencipta lagu dan musisi," ucapnya.
Dengan berkembangnya dan majunya teknologi, semua orang dengan gampang meng-cover lagu-lagu penciptanya untuk mencari uang buat dirinya sendiri, tanpa melibatkan pencipta lagunya itu.
Terlebih, diakui pemilik nama lengkap Doadibadai Hollo, yang meng-cover lagu musisi tersebut harusnya bisa menguntungkan para pencipta lagunya.
"Jadi agak sulit ya pencipta lagu bisa meneruskan dan membela haknya. Jujur saya lebih dari kecewa, saya merasa capek jadi musisi dan pencipta lagu. Itu yang gua rasain selama ini," jelasnya.
Bahkan, bekas keyboardis grup band Kerispatih ini sampai terpikir untuk berhenti bermusik dan menciptakan karya-karya bertemakan cinta lagi dengan masalah UU Hak Cipta tersebut.
"21 tahun gua berkarya kok begini banget ya. Kayak komposer di Indonesia enggak dapet tempat sedikit pun. Ya gua berpikir aja, habis konser gua akan terjun dibalik layar aja, enggak jadi musisi lagi," katanya.
Meski begitu, Badai belum bisa memastikan keinginan itu akan terwujud apa tidak. Hanya saja jika UU Hak Cipta tak dikelola dengan baik, ia meyakini para musisi akan berteriak.
"Semga ada formulasi baru dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk UU Hak Cipta ini. Tujuannya supaya melindungi semua musisi," ujar Badai eks Kerispatih. (