TRIBUNNEWS.COM - Musisi sekaligus ahli pembuat piano di tanah air, Aksan Sjuman punya dua misi saat tampil dalam konser Grand Acoustic Piano bersama Jakarta City Philharmonics (JCP) di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada Rabu (27/11/2019).
Tak hanya untuk menyajikan musik berkualitas, pertunjukan itu juga jadi bagian dari komitmennya yang tinggi untuk membuktikan, grand piano seri SR1928-The Awakening setara dengan produk terbaik lainnya.
Pertunjukan ini jadi ajang uji kemampuan piano ini pertama kali di depan publik Indonesia. Piano ini juga akan tampil di Las Vegas - Amerika Serikat awal tahun depan.
Dalam pembuatannya, Aksan berkolaborasi dengan arsitek Raul Renanda. Nama yang dipilih oleh Aksan Sjuman dan Raul Renanda adalah SR1928 The Awakening.
SR adalah gabungan nama akhir dari Aksan dan Raul, sedangkan 1928 adalah tahun diadakan Kongres Pemuda 2 dimana lahir Sumpah Pemuda dan pertama kali diperkenalkan lagu Indonesia Raya, jauh sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.
"The Awakening juga terinspirasi dari momen dalam periode yang sama, Indonesian National Awakening (Kebangkitan Nasional Indonesia) menjadikan inspirasi Aksan dan Raul untuk 'berjuang' mewujudkan impian mereka," kata Sjuman dalam keterangannya, Rabu (27/11).
Dia menjelaskan, piano seri SR1928-The Awakening adalah piano dengan kualitas profesional (professional grade) dibuat untuk market yang terbatas dan mewah (niche - luxury) dengan spesifikasi setara dengan piano terbaik di dunia (world-class piano system), dibuat dengan tangan (hand-made) dan teknologi terkini (latest technology) lewat sentuhan seni (artisan) yang dapat disesuaikan oleh pemesan piano ini secara individual (bespoke) untuk dipasarkan di seluruh dunia.
Dari sisi spesifikasi, piano ini memiliki ukuran terbesar. Pada umumnya berkisar 270 cm keatas, yang dihitung dari ujung tuts piano ke besi belakang penyangga senar piano.
"Piano kami menggunakan sistem yang berukuran 275 cm. Seperti namanya, 'concert grand', piano ini digunakan pada gedung-gedung kesenian berskala besar atau untuk konser piano solo. Tujuannya agar menciptakan suara yang dapat didengar oleh pemain musik pengiring dan pemirsa," katanya.
Pada piano SR1928 The Awakening ini semua sistem komponen yang berhubungan dengan suara menggunakan komponen piano yang terbaik didunia.
Hampir semua merek piano terbaik menggunakan sistem dan kayu produksi suara (soundboard) yang sama atau setara. Keputusan ini diambil atas dasar dua pertimbangan, kualitas dan dukungan parts yang terbaik serta efek suara yang setara baik secara kualitas dan karakter yang para pianis yang profesional sudah terbiasa.
"Komponen sistem piano sangat banyak namun ada beberapa yang dapat kami banggakan. Sistem mekanik pemukul senar menggunakan Epoxy Carbon Fiber, adalah teknologi baru dalam sistem mekanik sebuah grand piano. Senar yang menggunakan teknologi Nickel Plated Finish yang tahan korosi dan memberikan efek warna 'silver'. Kayu jenis Spruce yang merupakan kayu terbaik untuk dapat menghasilkan resonansi suara yang digunakan ratusan tahun di Eropa untuk alat musik seperti Cello dan Biola, dan yang sangat jarang digunakan dalam sebuah piano kelas konser adalah sistem piano yang dapat bermain sendiri dan dikontrol secara 'wireless' oleh perangkat tablet (iPad)," paparnya.
Terkait konser, Jakarta City Philharmonic menyelenggarakan konser edisi #26 yang merupakan konser terakhir dalam gelaran di tahun 2019 dengan mengusung tema “TIGA”.
JCP akan membawakan karya milik komposer ternama seperti Leopold Godowsky dan Gustav Mahler. Dalam konser kali ini, JCP berkolaborasi dengan Wilson Matthew Jogi Lincoln (pianis), Anita Kristiana (solis alto), dan Paduan Suara Wanita AgriaSwara IPB. Seperti biasanya, konser akan diaba oleh Budi Utomo Prabowo selaku pengaba utama dan Vincent Wiguna.
Edisi terakhir ini adalah edisi yang relatif mewah dan masif dengan jumlah pemain yang banyak disertai dengan paduan suara. Tahun ini JCP juga telah mulai melebarkan sayapnya dengan masuk dalam ranah musik orkestra dunia dan menjadi perwakilan Indonesia dalam Asia Orchestra Week 2019 yang diselenggarakan di Jepang pada bulan Oktober 2019 lalu.