TRIBUNNEWS.COM - Sutradara film Jejak Langkah 2 Ulama, Sigit Ariansyah tampaknya sangat serius dan totalitas dalam mengarap film bergenre religi ini.
Bagaimana tidak? Dirinya mematok syarat dengan standar tinggi yang wajib dipenuhi oleh para pemain film Jejak Langkah 2 Ulama.
Selain pintar beradu akting, khusus bagi pemeran-pemeran utama juga harus paham dengan ilmu-ilmu agama.
"Jadi karakter kyai dan ustaz dari kalangan Nahdlatul 'Ulama (NU) bisa baca kitab kuning, saya wajibkan"
"Dari Muhammadiyah bisa Bahasa Arab," ungkap Sigit saat berkunjung ke kantor Tribunnews Solo, Jumat (6/12/2019) lalu.
Menurut Sigit kemampuan ini sangat penting selama proses pembuatan film.
Ia mengaku banyak dalam skrip film Jejak Langkah 2 Ulama memuat potongan ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
"Kan gak lucu pas ngeluarin ayat ndak fasih," tegas Sigit.
Baca: Inilah Daftar Harga Mobil Nissan Terbaru, Nissan New X-Trail Dijual Seharga Rp 542 Jutaan
Sigit melanjutkan, bukan perkara yang mudah untuk menemukan talent yang cocok untuk memerankan para tokoh di film ini.
Sebelumnya Tim film Jejak Langkah 2 Ulama melakukan open casting dengan ribuan peserta selama 4 bulan lamanya.
"Kita temukan, aktor-aktor ini sudah melalui saringan yang luar biasa," kata Sigit.
Sigit menambahkan sebisa mungkin pemain-pemain film Jejak Langkah 2 Ulama berasal dari keluarga besar dari dua organiasi Islam terbesar di Indonesia ini.
"Memang ada dari Muhammadiyah dan NU sebisa mungkin dari keluarga, kita cari dulu," tambahnya.
Film Jejak Langkah 2 Ulama
Untuk diketahui, masyarakat Indonesia dalam waktu dekat ini akan kembali disuguhkan film bergenre religi berjudul Jejak Langkah 2 Ulama.
Film Jejak Langkah 2 Ulama diinisiasi oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Pondok Pesantren Tebuireng.
Film Jejak Langkah 2 Ulama secara garis besar menceritakan perjalanan hidup 2 ulama besar nusantara, Kyai Haji (KH) Ahmad Dahlan dan Kyai Haji (KH) Hasyim Asy'ari.
Di film ini, penonton akan dimanjakan dengan base true story dari kedua tokoh besar dari masa kecil hingga memperjuangkan tegaknya agama di bumi Indonesia.
Produser film Jejak Langkah 2 Ulama yang juga cicit KH Ahmad Dahlan, Andika Prabhangkara, menceritakan film ini memiliki perbedaan dari film pendahulunya.
Diketahui sebelumnya, telah ada dua film yang menceritakan kehidupan dua ulama besar ini.
Pertama perjalanan KH Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah pada 2010.
Kedua, Sang Kiai yang menceritakan kisah hidup KH Hasyim Asyari yang rilis di 2013.
Baca: VIRAL Pemuda Pengawal Ambulans Kena Semprot Polisi, Begini Aturan Soal Pengawalan Menurut UU
Menurut Andika, pihaknya ingin menampilkan sesuatu yang belum pernah diulik dari kedua film sebelumnya.
"Kita ingin menampilkan yang belum ditampilkan di film pendahulunya," ungkap Andika.
Andika mencontohkan, tidak banyak orang tahu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari memiliki guru yang sama.
Baik guru ketika ada di Indonesia dan saat keduanya memperdalam ilmu agama di Makkah al-Mukarramah.
Pria berkacamata ini melanjutkan, film Jejak Langkah 2 Ulama selain menceritakan perjalanan hidup kedua ulama dari masa kecil hingga berhasil mendirikan dua organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama.
Film yang dijadwalkan rilis pada Januari 2020 juga berisi tentang kebersaaam antara dua tokoh tersebut saat memperdalam ilmu agama.
"Mereka berdua belajar di Sholeh Darat," katanya.
Kehadiran tokoh-tokoh lain seperti Raden Adjeng Kartini dalam perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari membuat film tersebut semakin menarik untuk ditonton.
Andika menambahkan, film Jejak Langkah 2 Ulama juga memuat kerja keras kedua tokoh ini dalam membentuk dua organisai Islam terbesar di Indonesia yang masih aksis hingga saat ini.
Baca: 4 Cara Mengatasi Sembelit dengan Bahan Alami, Perbanyak Air Putih hingga Konsumsi Yogurt
Menurutnya, pembentukan Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama bentuk kerisauan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari melihat kondisi ketika itu.
"Muhammadiyah dibentuk di Jogja dan di daerah keraton."
"Dan sedangkan KH Hasyim di kawasan Tebuireng daerah bisa dibilang molimoh-lah," lanjut Andika.
Dengan perbedaan lokasi inilah yang membuat cara kedua ulama dalam berdakwah memiliki cara tersendiri.
Meskipun terdapat perbedaan, ternyata ada persamaan di antara KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari yang berhasil dikemas dalam lewat film Jejak Langkah 2 Ulama.
"Yang kita tahu bahwa ini bukan perbedaan, ada persamaan di film ini," tegas Andika.
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)