TRIBUNNEWS.COM - Nama Heri Akhyar mulai menjadi perbincangan masyarakat saat dirinya terseret dalam kasus penyeludupan Harley Davidson.
Pretelan motor mewah tersebut diangkut pesawat Airbus A330-900 NE0 pada 17 November 2019 lalu.
Dikutip dari pemberintaan Kompas.com pada 10 Desember 2019, diketahui Heri bersama tiga petinggi Garuda lainnya berada di pesawat tersebut.
Mereka adalah Direktur Utama I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra Ari Askhara, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, serta Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto.
Melihat pemimpin perusahaan plat merah melakukan kesalahan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dibuat geram.
Kemudian Erick Thohir resmi memecat lima pejabat Garuda termasuk Heri Akhyar lewat rapat Dewan Komisaris Garuda Indonesia yang dilakukan pada 9 Desember 2019.
Dikutip dari TribunJabar, berdasarkan pantuan di laman resmi Garuda Indonesia, Heri Akhyar sebelum dicopot jabatannya adalah Direktur Human Capital.
Pria kelahiran Jakarta, 20 Juni 1969 ini memiliki latar belakang pendidikan jebolan luar negeri. Ia sempat sekolah di Sydney, Australia dan Amsterdam, Belanda.
Baca: Fakta-fakta di Balik Viral Skripsi Mahasiswi Indonesia Disimpan di Museum Manchester United
Sebelum menjadi petinggi Garuda Indonesia, Heri Akhyar sempat menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Pelindo Energy Logistik.
Dikutip dari Kompas.com, Pelindo Energy Logistik merupakan anak usaha PT Pelindo Marine Service yang merupakan bagian dari PT Pelindo III Group.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang logistik gas, liquid atau cair BBM dan Non-BBM, serta pengolahan limbah.
Selain itu, ia juga pernah menjadi Vice President Director di PT Dua Putra Utama Makmur Tbk.
Kemudian, Heri Akhyar juga pernah menjadi Direktur Joint Venture Company at Hongkong Airport, PAN Asia Pasific Aviation Services Limited.