TRIBUNNEWS.COM - Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indragiri mengungkapkan Lina Jubaedah ketika mengandung anaknya dengan Teddy Pardiyana telah disarankan untuk melalui operasi sesar.
Hal tersebut diungkapkan dalam konferensi pers hasil autopsi jenazah Lina yang dilangsungkan di Mapolrestabes Bandung, Jumat (31/1/2020) sore seperti yang dikutip dari laman YouTube KH Infotaiment.
AKBP Galih menuturkan telah memeriksan beberapa dokter yang pernah menangani Lina semasa hidupnya.
Lina diketahui memiliki rekam medis di dua rumah sakit di Bandung.
Yakni di Rumah Sakit Al Islam dan Rumah Sakit Santosa.
Dokter yang berada di Rumah Sakit Santosa mengungkapkan, Lina telah memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Hal itu diketahui sebelum Lina melahirkan anaknya hasil dari pernikahan dengan Teddy Pardiyana.
"Dari hasil pemeriksaan kita, terhadap dokter-dokter yang menangani Lina baik di Rumah Sakit Al Islam kemudian di Rumah Sakit Santosa," tutur AKBP Galih.
"Dokter RS Santosa menyampaikan yang bersangkutan sebelum Lina melahirkan, itu sudah terdeteksi adanya penyakit hipertensi," ucapnya.
Lina kemudian melakukan penolakan terhadap anjuran dokter itu.
Ibu lima orang anak ini tetap mengupayakan untuk melahirkan secara normal.
AKBP Galih mengatakan, pernyataan itu disampaikan oleh dokter dari Rumah Sakit Santosa, Bandung.
Menurut dokter yang memeriksa Lina, hal tersebut menjadi satu di antara pemicu penyakit lain mulai bermunculan.
"Dokter menyampaikan supaya almarhum melahirkan dengan cara sesar," ungkap AKBP Galih.
"Namun demikian almarhum bersikeras untuk melahirkan secara normal."
"Di sini penyampaian dari dokter, ini satu hal yang memungkinkan penyakit-penyakit tersebut timbul karena hipertensi," imbuhnya.
AKBP Galih melanjutkan, Lina pernah dilarikan ke Rumah Sakit Al Islam, Bandung.
Saat itu diketahui Lina dalam keadaan tak sadarkan diri.
Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui Lina mengalami penyakit lambung.
"Kemudian penyakit yang terdeteksi pada saat almarhum pertama kali tanggal 21 November masuk Rumah Sakit Al Islam, pingsan juga," ucap AKBP Galih.
"Pada saat itu dilakukan pengecekan oleh dokter dan disampaikan yang bersangkutan mengalami penyakit lambung," tambahnya.
Berselang tiga hari kemudian, Lina kembali melakukan pemeriksaan di rumah sakit yang sama.
Ketika itu sang dokter justru mendiagnosa lambung Lina telah bertambah parah.
Meski demikian, AKBP Galih mengungkapkan Lina telah diberi beberapa obat oleh dokter untuk mengatasi penyakitnyanya.
AKBP Galih kemudian mengatakan, pihak keluarga membawa Lina untuk melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Santosa.
Di rumah sakit itu, juga ditemukan hasil yang sama soal penyakit Lina, yakni adanya masalah dalam organ lambungnya.
"Kemudian 24 November juga hal yang sama, di Rumah Sakit Al Islam juga disampaikan oleh dokter lambunya semakin parah," jelas AKBP Galih.
"Memang sudah diberikan obat-obatan kemudian second opinion dari pihak keluarga dilakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Santosa."
"Nah di Rumah Sakit Santosa juga sama jadi almarhum juga mengalami sakit lambung yang parah pada saat itu," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga mengungkapkan beberapa penyakit penyebab kematian Lina.
Kombes Pol Saptono Erlangga menuturkan, ketika autopsi dilakukan, keadaan jenazah sudah membusuk.
Berdasarkan hasil autopsi, dalam badan Lina tak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.
Namun ketika melakukan pemeriksaan organ dalam, ditemukan sejumlah penyakit.
Yakni seperti darah tinggi yang kronis dan hipertensi.
Hingga ditemukan batu di saluran empedu.
Ketika melakukan pemeriksaan organ dalam Lina, juga ditemukan luka pada lambung.
"Dari hasil visum, didapat keterangan kondisi jenazah dalam keadaan sudah membusuk," terang Kombes Pol Saptono.
"Kedua tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. pada pemeriksaan organ dalam, darah tinggi yang kronis, hipertensi, batu pada saluran empedu, serta tungkak lambung yang luas," lanjutnya.
Diketahui, Lina Jubaedah telah meninggal dunia, Sabtu, (4/1/2020) lalu.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)