TRIBUNNEWS.COM - Keluarga selebriti pasangan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie cukup menarik perhatian publik.
Belum lama ini, sang suami, Ardi Bakrie mengunggah momen kebersamaannya bersama putra keduanya, Mainaka Zanatti Bakrie, di akun Instagram pribadinya.
Dalam video yang kemudian diunggah ulang oleh akun @niaramadhani_update itu, Ardi tampak memberi pengertian pada Naka untuk tidak terlalu banyak makan nasi.
"Nggak makan nasi ya, bener ya, makan dagingnya aja," kata Ardi dalam video.
Baca: Nia Ramadhani Tak Bisa Lipat Pakaian, Jedar Penasaran: Waktu Kecil Diajarin Mamah Gak?
Diketahui, saat itu Naka hendak makan malam untuk yang kedua kalinya.
Karena itulah Ardi melarangnya untuk makan nasi.
Kendati Naka menuruti ucapannya, suami Nia Ramadhani itu justru tampak tak tega.
"Sedikit boleh ya," ujarnya kemudian, sambil mencium Naka.
Diberitakan TribunSolo.com sebelumnya, Ardi merasa takut apabila putranya mengalami obesitas.
Pasalnya, Ardi menilai badan Naka semakin membesar, bahkan ia mengaku bisa mendengar suara napas anak keduanya itu.
Karena itu, Ardi pun membatasi Naka makan nasi dan memberinya kentang sebagai pengganti.
"Papah gak pakai nasi?" tanya Mainaka dalam video.
"Papah juga gak pakai nasi, papah makan kentang," kata Ardi Bakrie.
"Aku masih gendut?," tanya Mainaka kepada ayahnya.
Baca: Dilarang Berbaju Seksi, Anak Nia Ramadhani Kini Pamer Joget, Ardi Bakrie Bereaksi Keras: Jadi Korban
"Masih," jawab Ardi Bakrie.
"Papah gendut gak?," tanya Mainaka lagi.
"Papah udah lebih kurus, papah kalau napas nggak bunyi-bunyi kayak kamu," kata Ardi Bakrie lagi.
Dalam unggahan videonya tersebut Ardi pun menuliskan pemikirannya untuk meminta bantuan Ade Rai.
"Bahaya nih..Napas aja ngos2an..Kayanya perlu minta pertolongan mas @ade_rai jg nih..Jgn smpai terlambat," tulis Ardi Bakrie.
Nasi Sebabkan Obesitas?
Dokter sekaligus Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen mengatakan penyebab obesitas bukan sebatas nasi saja.
Pada prinsipnya, dr. Tan menuturkan, kelebihan kalori tak terpakai yang menyebabkan obesitas dinilai tidak dapat ditinjau dari kuantitasnya saja.
"Dari sisi kualitas, kita alpa bahwa pangan ultra proses belakangan ini justru menyumbang kasus obesitas bahkan penyakit tidak menular yang dimulai dari obesitas, lalu kolesterol acakadul, hipertensi, diabetes, dan kanker," terang Tan saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (4/2/2020) lalu.
Lebih lanjut, Tan menyebutkan, obesitas tidak dapat dicegah hanya dengan berhenti mengkonsumsi nasi.
Terlebih, apabila anak tetap dibiarkan mengkonsumsi sajian ultra proses atau makanan praktis seperti makanan-makanan dalam kemasan, yaitu coklat, pasta, biskuit, permen, es krim, dsb.
"Jadi percuma melarang makan nasi tapi pangan ultra prosesnya jalan terus," kata Tan.
Kebutuhan Kalori Anak
Lebih lanjut, dr. Tan menjelaskan mengenai kebutuhan kalori seorang anak per harinya.
Menurut Tan, kebutuhan total kalori tersebut akan dibagi menjadi karbohidrat, protein, dan lemak.
Berikut total kebutuhan kalori anak per hari:
1. Anak usia 0 - 6 bulan : 550 Kkal per hari
2. Anak usia 7 - 11 bulan : 725 Kkal per hari
3. Anak usia 1 - 3 tahun : 1.125 Kkal per hari
4. Anak usia 4 - 6 tahun : 1.600 Kkal per hari
5. Anak usia 7 - 9 tahun : 1.850 Kkal per hari
Baca: Tips Kesehatan: 8 Obat Alami yang Efektif Membantu Mengobati Mulas, Hindari Makanan Berlemak & Pedas
Baca: 9 Makanan yang Kaya Vitamin C, dari Cabai hingga Jeruk
"Jadi 1.600 Kkal itu harus dibagi: 50% karbohidrat, 20% protein, 30% lemak," terang Tan.
"Sayur dan buah adalah kontributor karbohidrat juga loh," tambahnya.
Sementara itu, Tan juga menyampaikan bahwa pengolahan makanan juga akan mempengaruhi kadar kalori.
"Jadi 100 gram kentang rebus misalnya, punya sekitar 80 Kkal, tapi jika sudah jadi kentang goreng goreng (French fries) kalorinya 312 Kkal," tutur Tan.
"Sedangkan 100 gram nasi putih 180 Kkal, walaupun french fries-nya sama-sama 100 gram loh," tambahnya.
"Belum lagi bicara lauk, sup ayam denga sayur, beda dengan ayam goreng tepung," imbuh Tan.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (TribunSolo.com/Rifa)