TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi tanah air, Karen Pooroe mengungkapkan alasannya untuk tidak melakukan autopsi pada jenazah anaknya, Zefania Carina Claproth.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Hotman Paris Show, Rabu (12/2/2020).
Zefania meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020).
Karen menuturkan ingin melihat anaknya dikuburkan dengan cantik.
Sehingga, dirinya memilih untuk tidak melakukan pemeriksaan terkait penyebab kematian sang anak.
Karen menjelaskan semua kerabat dan rekan yang melihat anaknya ingin mengenang Zefania sebagai putri tidur.
"Saya memang tidak mau pada saat itu anak saya diautopsi," ungkap Karen.
"Kenapa, karena saya mau anak saya dikuburkan dengan cantik."
"Semua orang mengenang dia sebagai putri tidur yang sangat cantik," imbuhnya.
Namun setelah Zefania dimakamkan, Minggu (9/2/2020), Karen telah bersiap untuk mengungkapkan kebenaran penyebab kematian sang anak.
Karen menuturkan, hingga kini belum dapat merelakan anaknya dengan sepenuhnya.
Baca: Tak Bertemu Zefania Selama 6 Bulan, Karen Pooroe: Saya Harus Memeluk Anak Saya di Kamar Jenazah
Sebagai seorang ibu, Karen akan mencari kebenaran mengenai kematian Zefania.
"Tapi setelah ini, ya kita harus ungkap kebenaran, saya tidak bisa merelakan anak saya sepenuh hati," tutur Karen.
"Sampai saya tahu kebenarannya, ada apa dengan anak saya," lanjutnya.
Dalam acara Hotman Paris Show, Karen mengungkapkan memang tidak meyakini soal penyebab kematian anaknya.
Diketahui, Zefania meninggal setelah terjatuh dari balkon lantai enam apartemen sang ayah, Arya Satria Claproth.
Hingga saat ini Karen belum mengetahui secara pasti kronologi putrinya meninggal.
Namun, Karen merasa ragu jika anaknya meninggal dunia karena terjatuh dari lantai enam.
"Sebetulnya sampai hari ini saya belum tau jelas, apa yang betul-betul terjadi," ungkap Karen.
"Tapi kalau dibilang jatuh dari lantai enam apartemen itu, saya yakin itu tidak betul, sangat tidak benar," tuturnya.
Kemudian, Karen membuat perumpamaan untuk menggambarkan situasi apabila putrinya benar terjatuh dari lantai enam.
Karen menjelaskan, orang dewasa yang terjatuh dari lantai enam, pasti akan mengalami luka yang berat.
Baca: Karen Pooroe Tak Yakin Anaknya Jatuh dari Lantai Enam: Tidak Ada Pendarahan, Tulang Tengkorak Utuh
Namun Karen mengungkapkan, putrinya tidak mengalami patah tulang serta lebam serius.
Karen menuturkan, jika hanya ditemukan benjolan pada kening sang anak.
Tak sampai di situ, menurut Karen, kondisi Zefania juga tidak mengalami pendarahan.
Tengkorak kepala putri Karen juga nampak utuh, seperti tidak terjatuh dari lantai enam.
"Sekarang begini, secara orang awam lantai enam kira-kira kalau satu lantai tiga meter berarti 18 meter," jelas Karen.
"Kita orang dewasa jatuh pecah berkeping-keping, anak saya tidak patah, tidak ada luka lebam."
"Cuma ada benjol sedikit di kening dan itupun tidak kelihatan," ucap dia.
"Tidak ada pendarahan, tulang tengkoraknya semua utuh," tambahnya.
Baca: Anak Meninggal Dunia, Karen Pooroe Ungkap Sikap Arya Satria saat Bekerja, Fokus & Acuh pada Sekitar
Pada kesempatan tersebut, Karen juga meluapkan rasa sedihnya ketika dapat menemui sang anak namun sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Selama tiga bulan, Karen tidak diperkenankan oleh Arya untuk menghubungi anaknya.
Kini Karen dapat bertemu dengan anaknya, namun dalam keadaan meninggal dunia.
Karen menuturkan terus memeluk anaknya yang akhirnya ia temui setelah tiga bulan tidak berkomunikasi.
Ketika itu, Karen bertemu dan memeluk Zefania saat berada di kamar jenazah.
Hingga kini, Karen masih terus bertanya mengenai apa yang terjadi pada anaknya itu.
"Setelah enam bulan anak saya dirampas dari saya, tiga bulan tidak boleh bertemu dan tidak boleh menelepon, tidak punya akses sama anak saya," jelas Karen.
"Akhirnya mereka mengembalikan anak saya kepada saya dalam kondisi tidak bernyawa."
"Saya peluk anak saya dalam kondisi tidak bernyawa setelah tiga bulan saya tidak bertemu, saya harus memeluk anak saya di kamar jenazah, ini ada apa kok bisa gitu," tambahnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)