Berniat untuk melaporkan Arya, tapi Karen harus menerima hal pahit jika dirinya akan mengikuti proses berkas peristiwa di kepolisian setelah berkonsultasi.
"Kami akan ikuti proses yang sudah ada di polisi. Kami akan kawal terus agar keadilan bisa terungkap," ungkap Wemmy Amanupunyo di Polres Metro Jakarta Selatan, mendampingi Karen.
Menurut Wemmy, pihak Karen meredupkan amarahnya melaporkan Arya, agar pencaritahuan kebenaran meninggalnya Zefania, tidak saling menumpuk.
"Biar tidak tumpang tindih, makanya kami ikuti kepolisian," ungkapnya.
Pertanyakan Hati Nurani
Sementara itu, Karen yang ada di waktu yang sama menegaskan ia hanya ingin mencari keadilan atas kematian sang anak, yang sampai detik ini kronologi kejadiannya masih kurang jelas.
"Bayangkan anak saya meninggal jam 10 malam. Tapi saya baru dikasih tahu jam 11 siang esok harinya. Kemana hati nurani mereka (keluarga Arya)?," kata Karen Pooroe dengan nada tinggi.
Karen menganggap kalau Arya dan keluarganya seakan tak punya hati. Sebab, ia tak langsung diberitahukan kematian Zefania.
"Kalau mereka punya hati, pasti saya selaku ibunya langsung dikasih tahu anak saya meninggal. Tapi buktinya apa," ungkapnya.
Lebih lanjut, Karen Pooroe semakin geram ketika tahu ada suaminya, Arya Satria Claproth di apartemen ketika Zefania dikabarkan terjatuh dari balkon.
"Arya kalau sudah kerja selalu menggunakan earphone. Dia lupa dengan sekeliling. Berarti jelas, ini kelalaian dia (Arya). Kalau tidak lalai, tidak mungkin anak sekecil itu jam sembilan malam main di balkon," jelasnya.
"Dia (Arya) mau merebut anak saya tapi dia juga lalai menjaganya. Ini semua kelalaian diaz" ujar Karen Pooroe.
Saat ini, Zefania Carina putri Karen Porooe dan Arya Satria sudah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jl RC Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2020).