Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedangdut Bebizie (37) menjadi sorotan publik ketika dirinya ikut dalam demonstrasi warga Tanjung Priok, didepan gedung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).
Bebizie yang kala itu menggunakan kemeja putih garis-garis dengan celana jeans, tampak vokal menyuarakan pendapatnya, atas ketidak sukaan terhadap ucapan Mentri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), Bebizie menegaskan bahwa hal tersebut adalah pertama kalinya ia mengikuti kegiatan demonstrasi atau unjuk rasa.
"Iya itu pertama kali. Karena sejauh ini aku enggak pernah ikut demo. Tapi kalau soal mengusik tempat tinggal aku, aku harus terjun juga," kata Bebizie yang ditemui di Tamini Square, di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Kamis (13/2/2020).
Beruntungnya, peserta demonstrasi yang berisikan dari warga dan paguyuban Tanjung Priok, banyak yang mengenal wanita bernama asli Sari Sri Mulyati itu sebagai pedangdut.
"Alhamdulillah ada yang kenal. Karena mereka senang aku turun ke jalan juga bukan hanya mendukung di media sosial saja," ucapnya.
Pelantun 'Jangan Bilang Sayang' itu senang warga Tanjung Priok yang juga wilayah kelahirannya itu peka terhadap ucapan Yasonna Laoly yang dianggap sangat meresahkan warga.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
KUNCI JAWABAN Post Test Modul 2 Proses Regulasi Diri saat Kegiatan Belajar Berlangsung Disebut . . .
"Tapi demo itu bukan berbau politik. Itu adalah solidaritas warga Tanjung Priok. Aku juga turun ke jalan bukan ikut-ikutan. Tapi aku pelajarin permasalahannya, dan memang pak Yasonna salah bilang seperti itu," jelasya.
Lebih lanjut, Bebizie merasa senang dikarenakan Menteri Hukum dan HAM menarik kembali ucapannya yang dianggap menghina warga Tanjung Priok.
"Akhirnya kan aksi kami tidak sia-sia. Pak Yasonna malamnya meminta maaf dalam jumpa persnya kepada warga Tanjung Priok," ujar Bebizie.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meyakini kemiskinan adalah sumber tindakan kriminal.
Menurut Yasonna, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut agar bisa mengurangi kemiskinan dan tindakan kriminal.
"Crime is a social product, crime is a social problem. As a social problem, sebagai problem sosial, masyarakat kita semua punya tanggung jawab soal itu. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak di daerah miskin," kata Yasonna dalam sambutannya di acara 'Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)', di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2020).
Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua kawasan yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok.
Ia meyakini anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan sering terjadi tindak kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.
"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," ujar Yasonna Laoly.