Setelah mencoba bunuh diri, Riani pun masih sangat depresi dan sangat sakit atas apa masalah yang ia hadapi kala itu.
Wanita kelahiran Surabaya, 11 Maret 1983 itu kembali melakukan hal yang tidak-tidak di tahun yang sama seperti percobaan bunuh diri.
"Akhirnya aku mencoba hal tidak-tidak lainnya dengan mengonsumsi narkoba. Tujuannya agar bisa menghilangkan rasa sakit," katanya.
Setelah mencobanya dan sangat ketergantungan terhadap narkoba, Riani mendapatkan mukzizat. Matanya pun dibuka agar tidak lagi mengonsumsi narkoba.
"Karena aku enggak suka adiksi juga, jadinya aku jauhi narkoba," tegasnya.
Setelahnya, Riani mencari cara bagaimana ia bisa menghilangkan rasa sakit dan juga depresinya yang begitu dalam. Musik menjadi pelampiasan Riani untuk menghilangkan itu semua.
"Masih di tahun 2010, akhirnya aku larikan ke musik. Aku menulis lagu dan iramanya. Lirik lagu aku kasih judul 'Sudah Biasa'. Alasannya setelah dirasakan semuanya, ya aku anggap perasaan sakit dan depresi ini sudah biasa," tuturnya.
Tapi, Riani tidak langsung memproduksi karyanya iti. Ia terus simpan sampai tahun 2019, yang kemudian ia bekerjasama dengan Popo Fauza.
"Karena itu luka lama ya. Aku berani produksi setelah banyak mendapat kabar orang-orang banyak sekali melakukan tindakan percobaan bunuh diri sama seperti yang aku rasakan saat itu," ucapnya.
Ketika melakukan proses rekaman pun Riani butuh waktu lama, karena psikisnya kembali terguncang karena harus mengingat lagi kejadian itu.
"Akhirnya setelah bisa diatasi, aku rekaman lagu itu dengan diaransemen oleh Popo Fauza. Tujuannya adalah memberikan inspirasi ke semua orang, bunuh diri bukan solusi yang tepat untuk menghilangkan depresi," ujar Riani Sovana.