TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus meninggalnya putri penyanyi Karen Pooroe, Zefania Carina memasuki babak baru.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Mochamad Irwan Susanto mengatakan pihaknya berencana menggelar rekonstruksi tewasnya Zefania Carina.
Seperti diberitakan, Zefania diduga meninggal dunia akibat terjatuh dari lantai enam sebuah apartemen di kawasan Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.
Irwan menjelaskan, rekonstrusi tersebut rencananya digelar setelah hasil autopsi keluar.
"Tentunya kita akan rekonstruksi ulang, karena hasil keterangan (autopsi) dari tim forensik akan membuat kita mengambil kesimpulan," kata Irwan di Mapolrestro Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).
Menurut Irwan, rekonstruksi dilakukan karena tidak adanya rekaman CCTV saat Zefania terjatuh.
"Memang kesulitan kami adalah (keterangan) saksi yang melihat tidak ada pendukung, seperti CCTV misalnya," ujarnya.
Hingga saat ini, polisi belum menerima hasil autopsi jenazah Zefania.
Baca: Kisah Pilu Penyanyi Riani Sovana, Pernah Coba Bunuh Diri dan Konsumsi Narkoba
Baca: Dipenjara karena Kasus Ikan Asin Mengubahnya Jadi Baik,Rey Utami Ingin Bertemu dengan Fairuz A Rafiq
Padahal, hasil autopsi seharusnya sudah dapat diketahui pada Rabu (4/3/2020) kemarin, atau dua pekan setelah makam Zefania dibongkar.
Sebelumnya, jenazah putri Karen Pooroe diautopsi pada 19 Februari 2020.
Petugas membongkar makamnya di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Saat itu, Kanit Krimum Polrestro Jakarta Selatan AKP Ricky Pranata Vivaldy mengatakan, hasil autopsi dapat diketahui dalam dua pekan ke depan.
"Informasi dari tim dokter, paling lama dua pekan hasilnya. Hasilnya akan diberikan dari RS Polri ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan," kata Ricky di TPU Tanah Kusir.
Hasil autopsi
Pihak kepolisian menyatakan belum menerima hasil autopsi jenazah putri Karen Pooroe, Zefania Carina.
Padahal, hasil autopsi seharusnya dapat diketahui pada Rabu (4/3/2020) kemarin, atau dua pekan setelah makam Zefania dibongkar.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Irwan Susanto mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan hasil autopsi dari tim forensik.
"Kami sampai hari ini masih menunggu hasil autopsi dari tim ahli. Mudah-mudahan bisa sesegera mungkin," kata Irwan di Mapolrestro Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).
Baca: Masih Sangat Berduka, Karen Pooroe Unggah Foto Pelukan Terakhir dengan Jasad Anaknya
Baca: Sule Batal Menikah Lagi, Kuasa Hukum Ayah Rizky Febian Beberkan Alasannya
Nantinya, jelas Irwan, hasil autopsi tersebut bakal menjadi pertimbangan polisi untuk mengambil langkah selanjutnya terkait kasus ini.
"Hasil dari autopsi itu akan mendukung penentuan dari langkah-langkah ke depan, ujar dia.
Sebelumnya, jenazah putri Karen Pooroe diautopsi pada 19 Februari 2020.
Petugas membongkar makamnya di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Saat itu, Kanit Krimum Polrestro Jakarta Selatan AKP Ricky Pranata Vivaldy mengatakan, hasil autopsi dapat diketahui dalam dua pekan ke depan.
"Informasi dari tim dokter, paling lama dua pekan hasilnya. Hasilnya akan diberikan dari RS Polri ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan," kata Ricky di TPU Tanah Kusir.
Zefania meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) lalu. Ia diduga terjatuh dari lantai enam sebuah apartemen di bilangan Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.
Dua hari kemudian, jenazah Zefania dimakamkan di TPU Tanah Kusir.
Namun, pihak keluarga meminta polisi melakukan autopsi guna mengungkap penyebab kematian Zefania.
Meninggal dunia diduga jatuh dari balkon apartemen
Kondisi Psikis Karen Pooroe
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengungkapkan kondisi psikis Karen Pooroe setelah putrinya meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Arist Merdeka Sirait dalam tayangan YouTube Starpro Indonesia yang dipublikasikan (9/2/2020).
Arist mengaku turut berduka sekaligus prihatin atas peristiwa yang meninma Karen Pooroe.
Arist Merdeka Sirait mengaku dirinya langsung menghubungi Karen Pooroe setelah mendengar kabar kematian anaknya, Zefania Carina.
Arist mengungkapkan reaksi Karen Pooroe saat ia berkomunikasi melalui sambungan telepon.
Dari nada bicaranya, Arist mengatakan Karen Pooroe tampak terpukul.
Lebih lanjut, Arist Merdeka Sirait membeberkan kondisi psikis Karen Pooroe.
Saat diwawancarai awak media, Arist sempat ditanya terkait kondisi Karen Pooroe saat mengetahui anak semata wayangnya telah meninggal dunia.
Pasalnya diketahui Karen Pooroe sudah 6 bulan terpisah dan tidak bertemu dengan putrinya.
"Sejauh ini kondisi psikis dari Ibu Karen sendiri seperti apa pak? Udah lama enggak ketemu anaknya 6 bulan tiba-tiba (meninggal)," tanya seorang wartawan kepada Arist.
Menurut Arist, saat dirinya berkomunikasi dengan Karen melalui telepon, Karen Pooroe terdengar menangis sambil meraung-raung menyebut-nyebut nama Arist.
"Saya kira waktu saya komunikasikan, dia menceritakan anaknya meninggal dia langsung (meraung),"
"Pak Arist.. Pask Arist..," ujar Arist menirukan ucapan Karen saat ditelepon.
Arist juga mengungkapkan saat percakapan ditelepon, Karen Pooroe terdengar sangat emosional saat menceritakan kejadian meninggalnya sang anak.
"Dengan merasa terpukul, menangis begitu lepas kontrol, menceritakan," ujar Arist
"Kita kan sudah 6 bulan tidak ketemu anak, sudah cari kemana-mana, Pak Arist juga sudah memberi bantuan kepada kita, tetapi Pak Arya (sumai Karen) tidak tahu entah dimana," kata Karen seperti yang ditirukan Arist.
"Tetapi akhirnya saya ketemu di apartemen itu, putri saya dalam keadaan meninggal dunia," lanjutnya.
Arist mengungkapkan, saat itu Karen Pooroe masih dalam keadaan syok.
Ia seolah tak menyangka, bahwa anak yang ia rindukan dan tidak bertemu selama 6 bulan kini telah tiada.
"Jadi itu syok sekali," ungkap Arist.
Arist Merdeka Sirait berharap, agar pihak kepolisian segera mengungkap kejadian yang sebenarnya.
Tak lupa Arist juga berharap semoga kondisi Karen Pooroe segera pulih.
"Mudah-mudahan ini bisa cepat terpulihkan," ujar Arist.
SIMAK VIDEONYA:
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Setelah Hasil Autopsi Keluar, Polisi Berencana Gelar Rekonstruksi Tewasnya Putri Karen Pooroe, .
Penulis: Annas Furqon Hakim