"Harus pakai resep dokter!," tegas dr Nafrialdi.
Dituturkan oleh dr Nafrialdi, obat ini bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari mual, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung.
Klorokuin, seperti obat-obatan lainnya, juga bisa mematikan bila dikonsumsi pada dosis ekstrem.
"Masalahnya kalau (klorokuin) digunakan oleh orang yang tidak punya pengetahuan atau kewenangan, (orang tersebut) hanya akan mengumpulkan efek samping," ujar dr Nafrialdi.
Publik Diminta Tak Beli Chloroquien
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto meminta masyarakat tak berbondong-bondong membeli chloroquine sebagai obat virus corona.
Penggunaan chloroquine, kata dia, harus berdasarkan pada resep dokter.
"Kami mohon sekali lagi masyarakat untuk tidak kemudian berbondong-bondong untuk membeli, menyimpan, dan mengonsumsi sendiri tanpa ada resep dari dokter," kata Yuri dalam konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin (23/3/2020).
Yuri menegaskan bahwa chloroquine merupakan obat keras.
Obat ini disiapkan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit saja dan sifatnya bukan profilaksis atau pencegahan.
"Oleh karena itu, penggunaannya sudah barang tentu harus atas resep dokter dan dalam pengawasan dokter untuk perawatan pasien di rumah sakit, tidak untuk diminum sendiri di rumah," ujar Yuri.
Ia mengatakan, chloroquine sebenarnya bukan merupakan obat baru lantaran sebelumnya pernah digunakan untuk program pemberantasan malaria.
"Sehingga, chloroquine ini secara mandiri mampu kita produksi sendiri dan jumlahnya cukup," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Andrea Dian Minum Obat Chloroquein Saat Isolasi, Rasakan Efek Samping Pada Napas dan Jantung,
Penulis: Sanjaya Ardhi