Alhamdulillah pas ngaca malah lebih mirip Byi Hun (itu sejenis mie yg kecil2 ya? semua sehat ya teman2," tulis Arie Untung.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, belum bisa memastikan asal dentuman tersebut.
Berdasarkan pantauan di kawasan Citayam, Kabupaten Bogor, suara dentuman itu terdengar berkali-kali dengan interval 15 detik hingga 20 detik.
Bahkan, dentuman itu membuat pintu dan jendela rumah warga bergetar.
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi Jumat malam relatif kecil.
"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh," kata Hendra dalam wawancaranya di Radio Elshinta.
Sementara itu, petugas di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di dekat Pantai Carita justru tak mendengar ada suara dentuman.
"Secara instrumental tekanannya tidak terlalu besar, sehingga wajar jika tidak terjadi dentuman di pos pengamatan di Pantai Carita."
"Jadi aneh juga kalau terdengar sampai Depok dan Bogor karena yang dekat saja enggak kedengaran," jelasnya.
Erupsi Gunung Anak Krakatau
Diketahui, terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Lampung pada Jumat (10/4/2020) pukul 22.35 WIB.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, dari hasil pengamatan, tinggi kolom sekira 500 meter di atas puncak (sekira 657 meter di atas permukaan laut).
Hal itu disampaikan oleh Kapusdatinkom BNPB, Agus Wibowo di laman Facebook resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara.