TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Didi Kempot memilih jalannya sendiri. Ia ogah mendompleng ketenaran sang kakak Mamiek Prakoso.
Kisah perjuangan ini dikisahkan sudah ditunjukkan Didi Kempot semasa muda.
Masa muda Didi Kempot kerap di Kampung Baron Cilik, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Ketua PCNU Solo, Mashuri mengatakan, semasa muda dia sering bertemu dengan pelantun tembang Sewu Kuto tersebut di Kampung Baron Cilik.
Maka setelah mendengar kabar Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020) dia mengaku kaget.
"Saya itu sahabatnya mas Eko Gudel adiknya Mas Didi Kempot, jadi sering bertemu kalau di Baron," kata Mashuri kepada TribunSolo.com, Rabu (6/5/2020).
Menurut Mashuri, sosok Didi Kempot adalah orang yang gigih menekuni musik campur sari.
Baca: Didi Kempot Dikenal Pekerja Keras, Pernah Ngamen di Jakarta, Sosoknya Rendah Hati
Baca: Wiridan Sang Istri Kuatkan Didi Kempot Semasa Hidup, Sebagai Bukti Sayangnya Hadiahkan Masjid
Walaupun saat itu nama kakaknya Mamiek Prakoso sudah lebih dahulu naik daun dan menghiasi dunia hiburan.
Namun, legenda campursari Indonesia itu tetap memilih jalannya sendiri, dari jalur musik paling bawah di jalanan.
"Kita dulu sering bertemu di Baron Cilik, disana ngobrol-ngobrol sedikit," akunya.
"Mas Didi Kempot itu orang yang betul berjuang dengan proses pencapaian sendiri," jelanya.
"Beliau tidak pernah mau menumpang popularitas kakaknya almarhum Mamik ketika beliau belum sukses dan masih berjuang."
Mashuri mengatakan, saat almarhum Mamiek sedang naik daun Didi Kempot masih berjuang di Suriname.
"Beliau orang yang gigih dan punya keyakinan tinggi bahwa beliau kelak akan mencapai kesuksesan dengan namanya sendiri," jelas dia.
Bahkan, sebelum terkenal Didi Kempot sering manggung di banyak tempat untuk menghibur. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Cerita Didi Kempot di Kampung Solo, Gigih Tekuni Musik Campursari, Tak Mau Dompleng Kakaknya Mamiek,
Penulis: Ryantono Puji Santoso