TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sebelum meninggal dunia, penyanyi campur sari Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot sempat mengeluh sakit, Senin (4/5/2020) malam.
Kemudian Didi Kempot pun meminta dikerok istrinya.
Selasa (5/5/2020) pagi, sakit yang dirasakan Didi Kempot tak kunjung membaik.
Saat bangun, Didi Kempot justru merasakan sesak napas.
Baca: Populer Hingga Tarifnya Fantastis, Ini Sisi Kesederhaaan Didi Kempot, Masih Pakai SMS Bukan WA
Baca: Sambil Terisak Asisten Ceritakan Momen Terakhir Didi Kempot sebelum Wafat, Sempat Sewa Kamar Hotel
Baca: Ketika Kabar Meninggalnya Didi Kempot Jadi Pemberitaan Media Asing, Penggemar di Suriname Ambyar
"Kerasanya pas bangun. Tadi malem sempat dikerokin," kata Diah, asisten rumah tangga di rumah Didi Kempot, Selasa.
Karena khawatir dengan kondisinya, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit sekitar pukul 7.25 WIB.
"Tiba tiba pas bangun napasnya sesak, setelah itu dibawa ke Rumah sakit," kata Diah.
Namun tak berselang lama setelah mendapat perawatan di rumah sakit itu, Didi Kempot dikabarkan sudah meninggal dunia.
Sementara itu Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Didi Kempot meninggal setelah 20 menit mendapat perawatan di rumah sakit.
"Meninggal karena sakit jantung kata dokter," jelas Rudy, Selasa (5/5/2020).
Baca: Paras Cantik Putri Didi Kempot dan Istri Pertama, Saputri dalam Potret Keluarga
Adik kandung Didi Kempot, Eko Guntur Martinus atau kerap disapa Eko Gudel mengatakan, kakaknya diketahui memang memiliki riwayat penyakit asma.
Belakangan sakitnya tersebut sering kambuh seiring dengan padatnya jadwal manggung.
Bahkan setiap tampil di atas panggung, kata Eko, Didi Kempot selalu membawa inhaler atau alat bantu pernapasan.
Didi Kempot meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020). Pelantun lagu Stasiun Balapan tersebut meninggal dunia sekitar pukul 7.45 WIB di rumah sakit tersebut.
Didi Kempot dimakamkan bersebelahan dengan makam anak pertamanya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Penjelasan dokter
Manajer Humas RS Kasih Ibu Solo Dr Divan Fernandez menjelaskan, diagnosis awal meninggalnya Didi Kempot karena henti jantung.
"Untuk diagnosa awal, diagnosa saat masuk itu kerja keras henti jantung," ujar Dr Divan Fernandez dikutip dari Kompas TV, Selasa (5/5/2020).
Divan menjelaskan, Didi tiba di IGD pukul 07.25 dalam kondisi tidak sadar.
"Henti napas, henti jantung. Setelah kita lakukan pertolongan, kita resusitasi. Namun, karena kondisi pasien buruk, pasien tidak tertolong. Pukul 07.45 dinyatakan meninggal oleh dokter," ujar Divan.
Namun, ia enggan secara rinci menyebut riwayat penyakit yang dialami Didi Kempot sebelum meninggal dunia.
"Untuk riwayat penyakit itu mungkin lebih pantas keluarga yang menjelaskan nanti ya," tandasnya.
Baca: Aktivitas Terakhir Didi Kempot Sebelum Meninggal Dunia, Menyiapkan Lagu Baru Duet Bersama Yuni Shara
Baca: Lagu Baru Siap Rilis, Mimpi Yuni Shara Nyanyi Sepanggung dengan Didi Kempot Pupus
Profil Didi Kempot
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Didi Kempot diketahui bernama asli Didi Prasetyo.
Namun ia dikenal dengan nama panggung Didi Kempot.
Ia merupakan penyanyi campursari asal Solo, Jawa Tengah.
Didi pun sebelumnya banyak mendapat julukan dari penggemarnya.
Di antaranya, ia kerap dijuluki Bapak Loro Ati Nasional, Bapak Patah Hati Indonesia, Lord Didi, dan yang terbaru disebut-sebut sebagai Godfather of Brokenheart.
Baca: Didi Kempot Meninggal Dunia: Sang Legenda Sempat Mengaku Tak Sangka Karyanya Disukai Anak Muda
Dari silsilah keluarga, Didi Kempot adalah anak dari pelawak terkenal.
Yaitu mendiang Ranto Edi Gudel atau lebih dikenal dengan nama Mbah Ranto.
Didi juga adik dari salah satu pelawak senior Srimulat, mendiang Mamik Pondang.
Namun sebelum menjadi terkenal seperti sekarang, Didi mengawali karirnya sebagai pengamen.
Ia mengawali langkahnya di dunia musik sebagai musisi jalanan sejak 1984 hingga 1989.
Sejak saat itu, Didi telah menciptakan beberapa lagu.
Hingga akhirnya ia bertekat untuk hijrah ke Jakarta dan berharap lagunya dilirik oleh produser.
Lagu-lagu karya Didi Kempot kebanyakan berkisah tentang kesedihan, cinta, dan juga patah hati.
Hal ini membuat orang-orang yang mendengarkan lagunya, ikut tersayat hatinya.
Hal itulah yang menjadi alasan Didi Kempot dijuluki Bapak Patah Hati Nasional dari penggemarnya yang disebut sobat ambyar.
Pada 2019 lalu, lagu Didi yang berjudul "Pamer Bojo" yang telah dirilis sejak 2016 kembali melejit di dunia musik Tanah Air.
Tidak hanya terdiri dari kalangan dewasa, tetapi kaum muda kini juga menjadi penggemar lagu-lagu dari pria kelahiran 31 Desember 1966 ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul PENGAKUAN Pembantu Didi Kempot: Didi Kempot Sempat Ngeluh Sesak Napas dan Minta Dikerokin