News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Adi Kurdi Meninggal

Jenazah Aktor Adi Kurdi Dimakamkan Hari Ini Berdampingan dengan Makam WS Rendra dan Mbah Surip

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mufakat Budaya Indonesia (MBI) yang terdiri dari seniman, budayawan, cendekiawan, dan ilmuwan seperti Donny Gahral, Niniek L Karim, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, Renny Jayoesman, Anto Baret, Tony Q, dan Olivia Zalianty memberikan pernyataan sikap terkait kondisi yang ada di masyarakat, Selasa (12/3/2019). MBI mengajak seluruh masyakarat untuk menghindari perpecahan akibat perbedaan pilihan politik. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Dirinya juga aktif di bengkel teater yang saat itu di bawah asuhan seorang WS Rendra.

Bakat berakting Adi kemudian terendus di tahun 1980 saat ia membintangi sebuah film berjudul Gadis Penakluk.

Bakat aktingnya yang menjiwai perannya itu membuat dirinya kemudian masuk nominasi pemeran pria dalam festival film Indonesia di tahun 1981.

Namanya kemudian dikenal sebagai Abah melalui serial film berjudul Keluarga Cemara yang diproduksi pada akhir tahun 1990-an.

Ringgo Agus Rahman dan Adi Kurdi foto bareng. (instagram Ringgo Agus Rahman/@ringgoagus.)

Tidak hanya dalam serial Keluarga Cemara, Adi Kurdi juga ambil bagian dalam serial film lainya yang berjudul Ali Topan Anak Jalanan pada tahun 1997.

Penjiwaan seorang Abah dalam film Keluarga Cemara membuat dirinya rencananya tahun ini akan merilis film yang memerankan sosok Abah yang ikonik dalam film Keluarga Cemara.

Judul film tersebut adalah "Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah" yang akan tayang pada 16 April lalu.

Adi Kursi sempat menerima penghargaan Festival Film Indonesia di tahun 1981 untuk kategori Pendatang Baru yang memiliki Harapan dan Pemeran Utama Terbaik.

Baca: Minta Cerai karena Sang Ustaz Ingin Rujuk dengan Istri Pertama, Ternyata Istri Kedua Sedang Hamil

Setelah itu namanya membintangi beberapa film seperti "Putri Seorang Jendral" (1981), "Bukan Istri Pilihan" (1981), "R.A Kartini" (1982), "Bunga Bangsa" (1982), "Hatiku Bukan Pualam" (1985), "Opera Jakarta "(1985), dan "Beri Aku Waktu" (1986).

Tahun 1990-an Adi Kurdi juga terlibat dalam dua film layar lebar di antaranya "Oeroeg" (1992) dan "Surat untuk Bidadari" (1992).

Pada tahun milenium 2000, aktor berpembawaan tenang itu terlibat dalam film "Aku Ingin Menciummu Sekali Saja" (2002), "3 Hari untuk Selamanya "(2006), "Anak-anak Borobudur" (2007), "Karma" (2008), "Ratu Cosmopolitan" (2010), "Sang Martir" (2012), "Dinding Srimulat" (2013)," Kapan Kawin?" (2015), "Catatan Dodol Calon Dokter" (2016), "Triangle: The Dark Side" (2016), dan Film "Koki Cilik" (2018).

Pada tahun 2007 saat membintangi film berjudul "Anak-anak Borobudur", Adi Kurdi diganjar Aktor Pendukung Terbaik.

Karya terakhir Adi Kurdi adalah "Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah" (2020). Film yang semula dirilis pada bulan April ini menjadi akting terakhir Adi di dunia perfilman tanah air.

Produser film "Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah", Anas Syahrul Alimi, mengaku kehilangan sosok seorang Adi Kurdi, sebagai sosok yang bersahaja dan sederhana.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini