Saat tengah asyik bermain, lanjut dia, tiba-tiba melihat ada bapak tua yang membawa sekarung biji karet.
Melihat itu, Erick Thohir dan teman-temannya merasa kasihan.
Lantaran hal itu, ia dan teman-temannya berniat untuk membeli sekarung biji karet tersebut.
"Kita berempat waktu itu, kita melihat kasihan juga ini bapak-bapak udah tua, udah agak sore."
Baca: Kepada Raffi Ahmad, Erick Thohir Mengaku Merindukan Inter Milan: Saya Kalau Dengar Kangenlah
"Pak, itu kalau beli sekarung berapa?" kata Erick Thohir menirukan perakapannya saat itu.
Menurut dia, selain ingin membeli karena kasihan, ia dan teman-temannya memang ingin membeli biji karet tersebut agar bisa digunakan untuk bermain tanpa khawatir kehabisan.
"Pemikirannya waktu itu, sekalian kasihan, sekalian bisa main biji karet seminggu nggak habis-habis," kata Erick Thohir.
Akhirnya Erick Thohir dan teman-temannya memutuskan untuk memecahkan celengan untuk membeli sekarung biji karet.
"Akhirnya kita pecahin celengan, kita belilah," terangnya.
Erick Thohir menuturkan, ia dan teman-temannya kemudian terus-terusan bermain biji karet hingga tangannya membiru.
"Tiga hari main sampai biru tangannya," terang Erick Thohir.
Setelah tiga hari bermain biji karet, Erick Thohir dan teman-temannya merasa bosan.
Akhirnya mereka berinisiatif untuk menjual kembali biji karet yang masih dimiliki.
"Udah main tiga hari bosen, akhirnya yaudah kita jual lagi," katanya.
Baca: Bongkar Isi Tas Menteri BUMN Erick Thohir, Raffi Ahmad Kaget Lihat Benda Kecil Ini: Saya Jadi Panas