TRIBUNNEWS.COM - Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 2020 lalu, rapper Kanye West mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden AS tahun 2020.
Hal ini disampaikan melalui cuitan di akun Twitter-nya, @kanyewest, Sabtu (4/6/2020).
Dalam sebuah wawancara dengan Forbes, Kanye West menyatakan keseriusannya untuk menduduki Gedung Putih.
Dia juga mengungkapkan sosok yang akan ia pilih sebagai pendampingnya untuk memimpin AS.
Sang rapper berharap, Michelle Tidball akan bergabung dalam kampanye sebagai calon wakil presiden.
Lantas, siapa Michelle Tidball?
Baca: Calonkan Diri Jadi Presiden AS, Ini Perbandingan Kekayaan Kanye West dengan Donald Trump
Baca: Terdampak Covid-19, Perusahaan Yeezy Milik Kanye West Pinjam 2 Juta Dolar AS dari Pemerintah
Dilansir Metro, Michelle adalah life coach alkitab yang berbasis di Cody, Wyoming.
Di tempat Michelle, Kanye dan istrinya, Kim Kardashian, memiliki peternakan keluarga seluas 4.000 hektar.
Wanita 57 tahun tersebut menjalankan organisasi nirlaba bernama Abundant Ministries.
Dia juga pemilik situs web Yarash.
Yarash menyediakan sesi pelatihan spiritual mengenai kehidupan.
Melalui pekerjaannya, Michelle membantu orang untuk membuat, bertemu, dan mencapai tujuan profesional maupun pribadi.
Hal itu termasuk mengenai pemahaman terhadap agama dan pola pikir.
Dalam deskripsi situs web-nya yang saat ini sedang mengalami perbaikan, Michelle mengatakan, dia mengalami berbagai fase kesehatan mental dan peradilan pidana sebelumnya.
Michelle juga pernah bekerja sebagai terapis kesehatan mental selama 10 tahun.
Hingga kemudian, dia terjun dalam dunia life coach.
Sebelumnya, Michelle juga menjabat sebagai direktur eksekutif organisasi nirlaba, Bright Futures Mentoring Program.
Organisasi tersebut membantu membimbing para pelajar di Cody.
Selain Michelle yang akan menjadi pasangannya untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2020 AS, Kanye juga akan mendapat bimbingan dari bos Tesla, Elon Musk.
Elon Musk menyatakan dukungannya kepada sang rapper melalui cuitannya.
"Kamu mendapat dukungan penuh dariku!" tulis Musk.
Alasan Kanye West Sulit atau Bahkan Tidak Mungkin Bisa Jadi Presiden Amerika Serikat
Pernyataan Kanye West telah menciptakan keriuhan di media sosial.
Pasalnya, pemungutan suara untuk pemilihan presiden Amerika Serikat tinggal empat bulan lagi, tepatnya pada 3 November 2020.
Dia pun harus menghadapi hambatan besar untuk melakukan kampanye kurang dari empat bulan.
Jika demikian, Kanye West harus bekerja cepat untuk dapat memasukkan namanya dalam pemungutan suara bersama Donald Trump dan Joe Biden di seluruh 50 negara bagian, ditambah Distrik Columbia.
Dilansir Guardian, ilmuwan politik di Purdue University di West Lafayette, Indiana, James McCann, memberikan tanggapannya terkait pencalonan Kanye West.
Menurut McCann, ada dua rute yang dapat ditempuh Kanye untuk mencalonkan diri sebagai presiden AS.
Baca: Mantan Pejabat AS: Kanye West akan Kaget Jika Jadi Capres, Hidup Tak Sebebas Selebritis
Baca: Tak Banyak Bereaksi, Kim Kardashian Dukung Penuh Keputusan Kanye West
Kendala Tenggat Waktu
Pertama, Kanye dapat mencoba mendapatkan dukungan dari partai politik yang lebih kecil.
Jika tidak, dia bisa tampil sebagai kandidat independen.
Namun, tenggat waktu untuk mendaftar sebagai kandidat independen telah berlalu di beberapa negara bagian.
Dilansir Business Insider, Kanye West telah melewatkan pendaftaran di enam negara bagian, antara lain:
North Carolina: kandidat independen mendaftar pada 3 Maret 2020.
Texas: kandidat independen mendaftar pada 11 Mei 2020.
New York: kandidat independen mendaftar pada 26 Mei 2020.
Maine: kandidat independen mendaftar pada 1 Juni 2020.
New Mexico: kandidat mendaftar pada 25 Juni 2020.
Indiana: kandidat mendaftar pada 30 Juni 2020.
Menurut Ballotpedia, belum terlambat bagi Kanye West untuk tampil dalam pemungutan suara di sebagian besar negara bagian, meskipun Colorado, Florida, Michigan, Missouri, Oklahoma, South Carolina, dan Virginia Barat telah mendekati tenggat waktu Juli.
Selain itu, kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden juga harus mendaftar ke Federal Election Commission (FEC), yang tidak memiliki batas waktu.
fec.gov menunjukkan, Kanye West tidak terdaftar sebagai kandidat FEC.
Kanye Deez Nutz West hanya terdaftar sebagai kandidat presiden sebagai anggota Green Party pada 2015, meskipun belum dilaporkan mengumpulkan dana.
Kendala sebagai Kandidat Independen
Mendapatkan surat suara sebagai kandidat independen perlu mempekerjakan staf atau merekrut sukarelawan untuk mengumpulkan puluhan ribu tanda tangan di seluruh.
Tanda tangan tersebut harus terkumpul sebelum periode pendaftaran lainnya ditutup pada Agustus dan September 2020.
Itu akan menjadi tugas yang lebih sulit di tengah pandemi.
"Sulit untuk Kanye West turun ke lapangan," kata McCann.
Sementara itu, opsi kedua adalah bahwa Kanye perlu meminta para pendukung untuk menuliskan namanya di surat suara.
Di sisi lain, tidak jelas juga apakah Kanye telah mengajukan dokumen resmi.
Bahkan dengan kampanye serius, Kanye West tidak akan mungkin memperoleh lebih dari beberapa poin dari persentase suara, menyaingi Trump dan Biden.
"Dia masih harus menempuh jalan panjang untuk meyakinkan kita bahwa dia serius," ujar Larry Sabato, direktur Pusat Politik di Virginia University.
Sebelumnya, hal serupa pernah dilakukan oleh Evan McMullin, seorang mantan agen CIA.
Pada Agustus 2016 lalu, dia mencalonkan diri sebagai presiden dan langsung melakukan kampanye beberapa bulan sebelum pemilihan.
McMullin muncul pada pemungutan suara di 11 negara bagian dan memenangkan 0,53 persen suara rakyat.
"Ada cara untuk melakukannya sebagai orang luar, tetapi itu sulit dan mahal," kata Nathan Gonzales, editor Inside Elections, yang menyediakan analisis kampanye non-partisan.
"Saya pikir Kanye West, atau siapa pun, telah melewatkan kesempatan mereka untuk memiliki dampak yang berarti," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)