TRIBUNNEWS.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun memberikan tanggapannya terkait presenter Raffi Ahmad yang ditawari terjun ke dunia politik.
Refly mempertanyakan, kenapa banyak publik figur yang berkeinginan menjadi pemimpin daerah.
Hal itu diungkapkan Refly dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Kamis (16/7/2020).
"Saya tidak habis pikir, mereka ingin sekali jadi kepala-kepala daerah, bupati, walikota dan lain sebagainya."
"Padahal kalau mereka on the right track, track-nya lurus, amanah sebagai pemimpin, tidak enak jadi walikota, menjadi bupati, menjadi gubernur itu," ungkap Refly.
Sebab, menurut dia, pendapatan dari menjadi pemimpin daerah tidaklah sebanding dengan apa yang telah dikeluarkan saat prosesi berpemilu, seperti kampanye dan lain sebagainya.
Lebih lanjut Refly menjelaskan, soal dirinya yang pernah menanyakan soal pendapatan dan biaya kampanye kepada Wali Kota Padang Panjang dan Bupati Kudus.
"Saya pernah tanya dengan Wali Kota Padang Panjang dan Bupati Kudus berapa pendapatan dia perbulan, mereka mengatakan kurang lebih Rp 20-30 juta per bulan," terangnya.
Jika Rp 30 juta oer bulan tersebut dikalikan 12 bulan, maka dalam setahun pendapatan sebagai pemimpin daerah hanya Rp 360 juta.
Baca: Raffi Ahmad Ditawari Ikut Pilkada Tangsel, Refly Harun Ingatkan Soal Kekalahan Andre Taulany
"Katakanlah menjadi Rp 500 juta dikalikan 5 tahun, baru Rp 2,5 miliar."
"Sementara saya tanya berapa ongkos untuk kampanye, belasan miliar, coba bayangkan?" terangnya.
Melihat fakta tersebut, Refly lantas menanyakan soal motovasi apa yang dipertimbangkan Raffi Ahmad jika menerima tawaran menjadi bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
"Motivasinya ingin memperpanjang curikulum vitae atau ingin mengabdi kepada masyarakat?"
"Kalau ingin mengabdi kepada masyarakat, wah luar biasa."
Baca: Partai Demokrat Siapkan Karpet Merah untuk Raffi Ahmad Maju di Pilkada Tangerang Selatan