6. Yang Fana Adalah Waktu
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi
7. Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Baca: Jenazah Sapardi Djoko Damono Dimakamkan Bada Ashar di Taman Pemakaman Giritama, Bogor
Baca: Profil Sapardi Djoko Damono, Sastrawan Kebanggaan Indonesia Kini Tutup Usia, Raih Banyak Penghargaan
Selain menciptakan puisi, ia juga telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, bahkan menerjemahkan karya sastra sejak 1969.
Berikut lima buku terbaik karya Sapardi Djoko Damono versi Gramedia.com:
1. Hujan Bulan Juni
Hujan Bulan Juni merupakan salah satu novel trilogi dari Sapardi yang paling banyak diburu.
Manis-getir kisah Sarwono dan Pingkan dituangkan begitu penuh makna.
Hujan Bulan Juni dilirik untuk diadaptasi ke layar lebar, yang dengan apik diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.
Sebelum beralih menjadi novel, Hujan Bulan Juni terlebih dahulu terbit merupa kumpulan puisi, yang kemudian juga disisipkan ke dalam novel.
Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni telah dialihbahasakan ke dalam empat bahasa yaitu Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin.