News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenang Pujangga Ajip Rosidi, Prioritaskan Bangun Perpustakaan hingga Pilih Tidur di Masjid

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sastrawan Indonesia Ajip Rosidi membacakan puisi saat peresmian Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kota Bandung, Sabtu (18/8/2015).

"Buat saya Pak Ajip orang besar, orang baik. Orang yang cinta bukan hanya bahasa dan sastra, tapi beliau juga cinta pada kemajuan bangsa, kemajuan negara. Sangat peduli pada kelangsungan atau kelestarian bahasa daerah. Dengan itulah maka beliau mendirikan Yayasan Rancage dan saya terlibat sejak kurang lebih 25 tahun bersama Pak Ajip Rosidi," katanya. 

Dihormati

Karya-karya Ajip Rosidi, baik novel, kumpukan sajak, esey sudah tak terhitung jumlahnya. Ajip menulis dalam dua bahasa. Pria kelahiran Jatiwangi 1938 ini tak pernah memiliki ijazah dalam hidupnya, tapi sangat sukses dengan karier kepenulisannya.

Dalam hidupnya, secara ekonomi Ajip tidak keurangan.  Di rumahnya, baik di Jakarta maupun di Pabelan, banyak lukisan karya pelukis terkenal, seperti kayra Affandi, Sudjojono, Nashar, Yus Rusamsi, Hendra Gunawan dan yang mutakhir Tisna Sanjaya.

Meskipun tak berijazah, Ajip sangat dihormati oleh para guru besar baik di Indonesia maupun mancanegara. Ahli sastra Indonesia, Prof Teuew dari Universitas Leiden, Belanda dan Prof Mikihiro Morriyama, dari Nanjan University, Jepang di antara dua orang yang menghornati reputasi Ajip Rosidi. Hal itu antara lain karena Ajip berjasa mendirikan Pusat Studi Sunda berserja jurnalnya, sebuah lembaga kajian ilmiah mengenai kebudayaan Sunda.

Selain membangun rumah dan perpusatakaan di Mungkid, Pabelan, Ajip juga membangun perpustakaan tiga lantai dan sangat luas di Jalan Garut, Kota Bandung. Perpustakaan tersebut menjadi tempat diskusi para seniman dan penulis di Kota Bandung, termasuk Rayani Massardi, istri penyair Noorca M Massari pernah meluncurkan buku di sekira 2019.

Local Genius

Kalau dipetakan pemikiran kebudayaan di Indonesia ini ada dua kutub, yaitu kutub Armijn Pane yang mengarahkan kebudayaan pada kearifan timur beserta local geniusnya, sementara Sutan Takdir Alisyahbana mengarahkan kebudayaan pada barat berserta modernisasinya, terutama penguasaan ilmu dan bahasa Inggris. Ajip bisa dibilang ada di kutub Armijn Pane.

Hal itu dibuktikan dengan dedikasinya mendirikan Yayasan Rancage yang sudah 30 tahun rutin tiap tahun memberikan hadiah sastra Rancage kepada para penulis berbahasa daerah, seperti bahasa Sunda, Jawa, Bali dan Lampung.

Di kalangan penulis sepakat, sosok Ajip Rosidi sulit tertandingi siapa pun. ia tak sekadar mempunyai gagasan, tapi sekaligus mampu merealisasikannya sebagai bukti kesungguhan.

Jejaknya dalam khasanah sastra Indonesia bukan sekadar tulisan kreatifnya, tapi jasanya dalam mengelola penerbitan buku.

Pustaka Jaya, hingga sekarang masih ia kelola. Publik sastra pasti tahu bagaimana reputasi Pustaka Jaya dalam menerbitkan buku sastra, baik karya penulis Indonesia maupun terjemahan.

Pustaka Jaya selalu menerbitkan karya sastra kelas dunia, seperti karya Chekov, Tolstoy, Hemingway, Steinbeck dan penulis kelas nobel lainnya.

Ajip kini sudah tiada.  Ia dimakamkan di samping makam istri pertamanya, Patimah, di komplek pemakaman keluarga yang tak jauh dari rumahnya di Jati Niskala, Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini