News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

.Feast dan The Panturas Tampil Ganas di Konser Virtual Soundstream

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

The Panturas Tampil Ganas di Konser Virtual Soundstream

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi memaksa industri musik untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Hasilnya, ada banyak ‘panggung’ virtual yang tayang hampir setiap hari untuk mengobati kebutuhan akan hiburan musik. Sejak awal Agustus lalu, Soundstream turut memeriahkan skena panggung virtual.

Setelah menampilkan enam musisi kenamaan Indonesia, kini Soundstream mendaulat .Feast dan The Panturas untuk menutup serangkaian tayangan musik virtual akhir pekan dengan manis.

“Soundstream episode ketiga ini saya harap tidak hanya sekedar menghibur. Tapi juga mendekatkan para pendengar dengan band idola. Cerita yang mereka bagikan dalam tayangan ini belum banyak diketahui sebelumnya. Selain itu, cara penyajian yang kami pilih semoga membuat cerita mereka makin menarik untuk disimak,” ungkap Creative Director, Kukuh Rizal Arfianto yang menggarap konsep Soundstream.

Setiap tayangan Soundstream digarap dengan konsep yang berbeda dan menampilkan musisi yang berbeda-beda pula. Sebelumnya, Kukuh pernah menjelaskan bahwa Soundstream bukanlah sekedar panggung musik yang disiarkan secara virtual. Maka, Soundstream mencoba untuk mengeksplorasi beberapa konsep panggung agar dapat dinikmati secara virtual dengan maksimal.

“Agak sulit untuk menampilkan narasi panjang dalam sebuah pertunjukan live karena situasi yang kurang kondusif. Namun, tayangan virtual memungkinkan hal itu,” jelas Kukuh.

 Menjadi penampil pertama, .Feast membuka dengan sebuah narasi panjang tentang kisah pembuatan album Membangun Dan Menghancurkan.

Baskara Putra mengatakan bahwa ide pembuatan album ini sudah ada sejak tahun 2018 dan perlahan terlihat wujudnya sejak lagu Dalam Hitungan mereka luncurkan pada Juni 2019.

“Album ini adalah sebuah proyek berkepanjangan. Sulit untuk bilang ‘selesai’ dalam pembuatannya,” kata Baskara dalam tayangan Soundstream.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa album ini mampu menggambarkan kondisi sehari-hari di era internet yang serba biner atau hitam putih.

“Kalau lo nggak setuju sama gue, lo musuh gue. Kalo lo setuju sama gue, udah pasti lo sama kayak gue. Nggak ada tengah-tengahnya,” tutur pria berusia 26 tahun itu. Konsep dualisme ini juga berusaha disampaikan oleh .Feast melalui visual yang serba hitam putih, termasuk dalam konser virtual pertama yang mereka lakoni sejak April 2020 ini.

Tak hanya cerita tentang proses pembuatan album Membangun Dan Menghancurkan, .Feast juga membawakan semua lagu yang telah mereka luncurkan dari album ketiganya itu. Semuanya memiliki pesan sindiran yang tersirat, walaupun tak jarang kritikan keras mereka lontarkan dalam liriknya.

.Feast Tampil Ganas di Konser Virtual Soundstream

Masih belum jelas kapan album Membangun Dan Menghancurkan akan diluncurkan secara penuh, namun dari lagu-lagu yang sudah rilis serta cerita yang disampaikan dalam tayangan Soundstream, bisa disimpulkan bahwa .Feast masih belum melunak.

Setelah hampir dua puluh menit, visual hitam putih tiba-tiba berganti dengan warna-warna cerah. Musik khas rok selancar mulai terdengar yang menandakan The Panturas akan segera tampil.

Mengulang formula yang disajikan oleh .Feast sebelumnya, Abyan Nabilio membuka penampilan The Panturas dengan sebuah narasi tentang album Mabuk Laut sebelum memainkan lagu Gurita Kota.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini