TRIBUNNEWS.COM - YouTuber Lutfi Agizal melalui konferensi pers menyampaikan bahwa dirinya tidak akan lagi membahas secara mendalam mengenai penggunakan kata 'anjay'.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, Lutfi menyebut jika ada lembaga negara, instansi, atau siapa pun yang membahas kata 'anjay', maka bukanlah urusannya.
"Saya izin untuk memberikan apa yang saya tadi edukasikan di dalam, bertujuan untuk menutup dan meluruskan, setelah ini saya tidak akan membahas lagi (kata 'anjay') secara mendalam," ujar Lutfi dalam video yang diunggah kanal YouTube Kh Infotainment, Senin (7/9/2020).
Tak hanya itu, Lutfi turut menyampaikan terima kasih untuk perhatian masyarakat Indonesia tentang apa yang ia bahas.
Kekasih putri Iis Dahlia itu kemudian meminta maaf apabila konten 'anjay' di YouTube-nya telah meresahkan, menimbulkan perdebatan, dan membuat masyarakat tidak nyaman.
Ia menegaskan, tujuannya membuat konten tersebut adalah untuk memberi wawasan dan edukasi.
Lutfi berharap, apa yang ia bahas bermanfaat agar tidak ada masyarakat yang terpidana atau dilaporkan pada pihak berwajib karena telah menyakiti menggunakan kata 'anjay'.
Baca: Akun Instagram Hilang, Lutfi Agizal Merasa Rugi, Ungkap Trafficnya Tinggi dan Harus Kembalikan Uang
"Inshaallah masyarakat di luar akan menerima dengan tujuan ini memberikan sebuah wawasan dan edukasi," kata Lutfi.
"Supaya tidak ada orang yang terpidana, tidak ada orang yang tersakiti, tidak ada orang yang dilaporkan dari segi hukum karena masalah sepele dengan satu kata yang bisa dirangkai untuk menyakiti seseorang," lanjutnya.
Selanjutnya, Lutfi mengajak para influencer dan artis untuk memberikan edukasi yang positif bagi masyarakat.
Sebagai public figure, para influencer dan artis memiliki pengaruh yang besar di media sosial.
Oleh karena itu Lutfi berharap mereka bisa memberikan pengaruh yang baik agar masyarakat bisa berpikir dan bersikap sedemikian rupa.
Menurutnya, generasi saat ini lah yang berkewajiban untuk menjaga agar generasi selanjutnya bisa lebih baik lagi.
"Kalau bukan kita yang jaga siapa lagi? Kalau memang generasi kita sudah terbiasa dengan hal yang buruk, hal yang aneh, hal yang kurang diterima oleh sesuatu hal, jangan ajarkan juga pada generasi kita selanjutnya," ungkapnya.