Semenjak adanya pelarangan musik barat yang dikelurkan pemerintah kala itu, grup musik tersebut berganti menyanyikan haluan menyanyikan lagu keroncong.
Setelah pelarangan musik barat itu, lagu daerah mulai digalakkan hingga terbesit keinginan Benyamin untuk mempopulerkan musik betawi.
"Lagu Betawi kan banyak, saya kan orang Betawi, kenapa nggak bisa? Gua pengin lagu Betawi terangkat. Sejak lagu ngak ngik ngok dilarang, lagu-lagu Minang naik daun, Gue pengen lagu betawi juga naik daun," kata Benyamin.
Baca: Mengenal Asal Usul Soto Tangkar, Kuliner Khas Betawi yang Punya Sejarah Panjang
Baca: 6 Kuliner Enak di Jakarta untuk Sarapan Pagi, Pilih Bubur Ayam hingga Soto Betawi
Bertemu Bing Slamet
Masih mengutip dari Kompor Meleduk Benyamin S, tekadnya untuk mengangkat budaya Betawi melalui lagu-lagu ciptaannya semakin menjadi-jadi saat peralihan Orde Lama ke Orde Baru.
Pergaulannya dengan kalangan musik menguntungkan dirinya yang kala itu memang berniat mengangkat budaya betawi.
Ia mulai tekun menulis lagu, namun saat itu lagunya banyak dinyanyikan oleh penyanyi lain.
Saat itu ia belum percaya diri untuk tampil sendiri membawakan lagu ciptaanya.
Perubahan besar terjadi ketika ia melalui perantara Ateng dikenalkan dengan Bing Slamet.
Tak lama setelah perkenalannya, Ben menyerahkan lagu ciptaannya yang berjudul Nonton Bioskop untuk dinyanyikan oleh Bing Slamet.
Lagu tersebut meledak di pasaran dan turut mengangkat nama Benyamin Sueb.
Keberhasilan lagu itu mendorongnya untuk menulis banyak lagu hingga ditulislah lagu berjudul Si Jampang.
Saat itu ia kembali menyerahkan lagu tersebut kepada Bing Slamet, namun oleh Bing ditolak karena merasa tak cocok dengan irama yang cepat.
Bing pun kemudian menyarankan Ben untuk membawakan sendiri lagu ciptaannya itu.