TRIBUNNEWS.COM - Bintang pop Taylor Swift menyampaikan dukungannya untuk Joe Biden pada pemilihan presiden Amerika Serikat November mendatang.
Ini adalah kali pertama Taylor Swift menyuarakan dukungannya kepada kandidat presiden, setelah bersikap pasif soal politik beberapa tahun sebelumnya.
"Saya dengan bangga akan memilih Joe Biden dan Kamala Harris tahun ini," ujar Taylor dalam wawancara dengan V Magazine terbaru.
"Di bawah kepemimpinan mereka, saya percaya Amerika memiliki kesempatan untuk memulai proses penyembuhan yang sangat dibutuhkan rayat."
Baca: Intip Mewahnya Bus Wisata yang Biasa Disewa Taylor Swift hingga Beyonce, Seperti Hotel Berjalan
Baca: Taylor Swift Catat Rekor Baru di VMA 2020, Jadi Wanita Pertama yang Memenangkan Sutradara Terbaik
Dilansir USA Today, penyanyi 30 tahun ini terkenal vokal dalam mengkritik Donald Trump.
Mei lalu, saat terjadi rusuh di Minneapolis terkait kasus kematian George Floyd, Taylor berjanji akan "menendangnya lewat vote pada November."
Kali ini, Taylor Swift makin terbuka dengan pilihannya.
"Perubahan yang paling kita butuhkan adalah memilih presiden yang mengakui bahwa orang dengan semua warna kulit pantas merasa aman dan terwakili, bahwa wanita berhak untuk memilih apa yang terjadi pada tubuh mereka, dan bahwa komunitas LGBTQIA + pantas untuk diakui dan diikutsertakan," ujarnya.
"Setiap orang berhak mendapatkan pemerintahan yang menangani risiko kesehatan global dengan serius dan mengutamakan kehidupan rakyatnya."
"Satu-satunya cara kita dapat mulai membuat segalanya lebih baik adalah dengan memilih pemimpin yang bersedia menghadapi masalah ini dan menemukan cara untuk mengatasinya melalui mereka."
Dukungan Taylor Swift ini bertepatan dengan acara debat kandidat wakil presiden 2020: petahana Mike Pence dan pasangan Biden, Senator Harris.
"Sangat tepat bahwa dukungan itu keluar pada malam debat VP," ujar Taylor Swift lewat Twitter, Rabu.
"Akan menonton dan mendukung @KamalaHarris dengan sering meneriaki tv," tulisnya sambil mengunggah foto dirinya memegang sepiring besar permen Biden-Harris 2020.
"Dan saya juga punya kue spesial."
Fakta-fakta Debat Cawapres AS 2020 Kamala Harris vs Mike Pence: Debat Pertama dan Satu-satunya
Mike Pence dan Kamala Harris melangsungkan debat calon wakil presiden Amerika Serikat 2020 pada Rabu malam atau Kamis (8/10/2020) pagi.
Debat tersebut merupakan debat pertama dan satu-satunya antara kedua kandidat wakil presiden.
Debat dilaksanakan di Salt Lake City, dengan menerapkan protokol Covid-19.
Berikut fakta-fakta tentang debat Mike Pence vs Kamala Harris seperti yang dilansir The Guardian.
1. Topik
Pandemi Covid-19 akan menjadi topik utama diskusi hari ini.
Saat presiden sedang dalam penyembuhan akibat Covid-19, Mike Pence harus menjelaskan mengapa pemerintah gagal menghentikan penyebaran virus corona di Gedung Putih.
Baca: Hal yang Baru dalam Debat Wakil Presiden AS, Ada Tes Covid hingga Kaca Pembatas
Baca: Tak Ada Jabat Tangan Awali Debat Wapres Amerika Serikat antara Pence dan Harris
Sementara itu, Harris mendapat pekerjaan yang lebih mudah.
Sebagai seorang senator dan mantan jaksa penuntut, Harris telah membuktikan dirinya sebagai penanya yang tajam.
Harris harus menyerang kegagalan pemerintahan tanpa terlihat menyerang presiden yang sakit.
2. Moderator debat
Moderator debat cawapres AS 2020 kali ini adalah Susan Page.
Susan Page merupakan kepala biro Washington untuk USA Today.
Ia adalah jurnalis cetak pertama yang memoderatori debat presiden atau wakil presiden yang disiarkan televisi sejak 1976.
3. Format debat
Debat akan dibagi menjadi sembilan segmen.
Masing-masing segemen berdurasi 10 menit sehingga totalnya 90 menit.
Setelah debat presiden pertama yang kacau, di mana Donald Trump berulang kali menyela Joe Biden dan moderator Chris Wallace, debat kali ini diharapkan lebih disiplin dan rapi.
4. Terapkan jarak sosial
Mike Pence dan Kamala Harris terpisahkan dengan jarak sekitar 3,5 meter.
Di sisi meraka dipasang pula sekat kaca.
Sebelumnya muncul perdebatan apakah sekat kaca perlu dipasang.
Sebab, sejumlah ahli menyebut sekat kaca tidak efektif melawan virus corona, terutama jika virus bisa menyebar lewat udara.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)