Tak hanya kelalaian, banyaknya korban yang jatuh saat itu juga disebabkan kondisi gerbong kereta yang dipenuhi penumpang.
KA 225 memang dipenuhi penumpang di luar kapasitasnya. Pada setiap gerbong, tersedia 64 kursi rotan dan saat itu dipenuhi oleh para penumpang.
Namun, kapasitas yang disediakan tak cukup untuk menampung banyaknya orang yang ingin menempuh perjalanan yang sama.
Akhirnya, atap gerbong dan ruang kosong di kiri-kanan lokomotif pun juga dijejali penumpang sebagai tempat tangkringan sementara.
Lokasi kecelakaan yang berada di tikungan juga membuat kedua masinis tidak dapat saling melihat.
Ketika menyadari ada kereta lain di jalur yang sama, sudah terlambat bagi masinis untuk menghentikan laju kereta karena jarak antara keduanya sudah terlalu dekat.
Selain itu, pihak petugas palang pintu kereta juga tak mengetahui simbol genta yang menyebabkan kedua kereta itu berhadapan di rel yang sama.
Lirik 1910 dari Iwan Fals
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata
Air mata
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata
Air mata
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa?
Aku bosan
Semudah itukah luka-luka terobati?
Tangismu terdengar lagi
Nusantara
Derita bila terhenti
Bilakah?
Bilakah?
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata
Air mata
Langitmu saksi kelabu
Nusantara
Terdengar lagi tangismu
Nusantara
Kau simpan kisah kereta
Nusantara
Kabarkan marah sang duka
Sebab duka sudah tak lagi panjang
Saudaraku, pergilah dengan tenang
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Sebab duka sudah tak lagi panjang
Saudaraku ...