TRIBUNNEWS.COM - Netflix menolak menolak melabeli serial The Crown sebagai karya fiksi.
Menurut perusahaan streaming raksasa itu, mereka tidak berencana menambahkan disclaimer 'fiksi' pada The Crown.
Dilansir Time, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (5/12/2020) waktu setempat, Netflix mengatakan, pihaknya selalu menyajikan The Crown seperti sebuah drama.
"Kami selalu menampilkan The Crown sebagai sebuah drama - dan kami yakin setiap anggota kami memahami bahwa ini adalah karya fiksi yang secara luas didasarkan pada peristiwa sejarah," katanya.
"Sehingga, kami tidak memiliki rencana - dan merasa tidak perlu - untuk menambahkan disclaimer," imbuh Netflix.
Baca juga: Ada Kisah Cinta Charles, Diana & Camilla, Ini 6 Momen Seri The Crown yang Kisahkan Kerajaan Inggris
Baca juga: Anggota Kerajaan Inggris Disebut Ogah Nonton Serial Netflix The Crown yang Kisahkan Mereka, Kenapa?
Sementara itu, pembuat The Crown, Peter Morgan, mengatakan, serial tersebut sebagai tindak imajinasi yang kreatif.
Dia membela karyanya dan mengatakan bahwa The Crown benar-benar dibuat dengan penuh ketelitian dan semangat.
Sebelumnya, Netflix didesak oleh Sekretaris Kebudayaan Inggris, Oliver Dowden, minggu sebelumnya.
Dowden mendesak Netflix untuk menambahkan disclaimer 'fiksi' setelah penayangan seri keempat drama tersebut.
"Saya khawatir generasi pemirsa yang tidak mengalami peristiwa ini mungkin salah mengira fiksi sebagai fakta," kata Dowden kepada Daily Mail.
Dia mengatakan, The Crown harus diperjelas di setiap awal episode, yakni dengan mencantumkan label 'fiksi'.
Diketahui, serial The Crown menceritakan tentang sejarah masa panjang pemerintahan Ratu Elizabeth II, yang dimulai pada tahun 1952.
Masalah utamanya bukanlah pada penuturan historis selama musim-musim awal serial.
Namun, yang dipermasalahkan adalah musim keempat serial ini, yang berlatar belakang tahun 1980-an.
Baca juga: Rekomendasi Tayangan Terbaru Netflix Indonesia Bulan Desember 2020, Banyak Tontonan di Akhir Tahun