Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Para bos industri musik di Inggris mengatakan bahwa musisi asal negara di Uni Eropa (UE) mungkin saja akan membatalkan rencana tur mereka ke negeri britania raya.
Hal ini dipicu kesepakatan perdagangan Brexit yang disebut berdampak pada penerapan biaya baru, seperti visa.
Penerapan biaya baru ini tentunya akan menghantam pemasukan bagi para musisi, baik Inggris maupun UE.
Dampak dari kesepakatan perdagangan Brexit ini tidak hanya akan membuat para pecinta konser di Inggris harus 'berlapang dada' menerima kenyataan jika mereka tidak lagi bisa melihat wajah musisi ternama dunia 'mampir' di negara itu.
Namun juga, para musisi Inggris pun akan kesulitan untuk tampil di negara tetangga yang merupakan anggota UE.
Dikutip dari laman The Independent, Senin (28/12/2020), peringatan itu muncul setelah adanya perjanjian Brexit antara Uni Eropa dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Salah satu peraturannya adalah bahwa musisi asal Inggris kini harus menggunakan visa saat memasuki negara anggota UE.
Baca juga: Konser Universe Virtual Super Junior Jadi Hiburan Kelas Dunia di Rumah
Baca juga: Lansia Meninggal saat Antre Ambil Bansos, PKS: Pemerintah Wajib Minta Maaf, Santuni Keluarganya
Seorang manajer musik ternama Inggris mengatakan bahwa sebuah band asal negeri britania raya yang memiliki enam personel, tengah berjuang untuk menghindari kerugian dalam rangkaian agenda tur mereka.
Mereka kini dikenakan biaya visa tambahan sebesar 1.800 poundsterling saat mengunjungi tiga negara di Uni Eropa.
Sementara Kepala Eksekutif UK Music, Jamie Njoku-Goodwin mendesak pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan ulang perjanjian itu.
"Biaya tambahan dan birokrasi ini bisa menjadi beban untuk industri kami. Ada risiko nyata bahwa musisi Inggris tidak akan mampu menanggung biaya birokrasi ekstra dan penundaan, ini tentunya akan membahayakan beberapa tur," kata Njoku.
Ia pun memperingatkan, kesulitan yang sama akan dihadapi pula oleh musisi Uni Eropa yang hendak menggelar konser di Inggris.
Selain itu, para penggemar mereka juga terancam tidak bisa menyaksikan aksi panggung para musisi itu secara langsung.
"Jika musisi dan pembuat konten dari luar negeri menghadapi hambatan dan biaya untuk masuk ke Inggris, penonton di sini juga bisa melewatkan beberapa konser favorit mereka," jelas Njoku.
Sumber: The Independent