TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Nurhadi turut menanggapi kelalaian pesohor Raffi Ahmad yang menuai polemik.
Adapun, sosok suami dari Nagita Slavina ini menjadi perbincangan setelah kedapatan melanggar protokol kesehatan.
Ia diduga menghadiri pesta di tengah pandemi Covid-19 tanpa menjaga jarak dan memakai masker.
Padahal, di hari yang sama, Raffi dipercaya oleh pemerintah menjadi penerima vaksin Covid-19 perdana bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Kelalaian Raffi Ahmad Hadiri Pesta Sampai Ke Meja Hijau, Pengamat: Memang Tak Cukup Hanya Minta Maaf
Sontak, kritikan kepada Raffi Ahmad membanjiri linimasa media sosial hingga namanya sempat menduduki trending di Twitter.
Kritikan pun datang dari berbagai rekan artis, seperti penyanyi Sherina Munaf hingga komika Ernest Prakasa.
Namun setelah Raffi mengklarifikasi dan meminta maaf, penggemarnya justru menyerang media sosial rekan artis yang mengkritiknya.
Hal itu dibuktikan dengan pernyataan dari satu di antara artis yang mengkritik Raffi, Ernest Prakasa.
"HAHHAAHHAHAHAHHAA INSTAGRAM GW DISERBU FANS RAFFI AHMAD. Bukti nyata bahwa Raffi adalah sosok yang berpengaruh ???" tulis Ernest, melalui akun Instagram-nya @ernestprakasa pada Kamis (14/1/2021) lalu.
Kemudian, Ernet pun menjawab pertanyaan warganet mengenai serangan dari fans Raffi kepada Sherina Munaf.
Pasalnya, Sherina menjadi sosok artis yang mengawali kritikan terhadap Raffi hingga kini kelalaiannya menuai polemik.
"Gw aja kena apalagi Sherina, rame pasti," tambah Ernest.
Diketahui, penggemar Raffi ramai menyerang artis yang mengkritik idolanya lantaran menganggap mencari perhatian.
Sebab, sang idola dianggap telah mematuhi protokol kesehatan yang ketat sebelum menghadiri pesta di rumah temannya itu.
Terkait banyaknya hujatan kepada rekan artis yang mengkritik Raffi Ahmad, Pengamat Sosial Nurhadi pun ikut memberikan tanggapannya.
Ia menduga, penggemar Raffi yang mengkritik itu juga abai terhadap protokol kesehatan.
Pasalnya, Nurhadi menyebut tingkah laku dari penggemar itu mencerminkan idolanya.
"Saya justru menduga para fans itu orang-orang yang cara pandangnya tercermin dari tingkah lakunya Raffi."
Baca juga: Pengamat Sebut Sejak Awal Pemilihan Raffi jadi Duta Vaksin Kurang Pas: Sulit Hindari Ingar-bingar
"Saya menduga banyak fans Raffi (yang menyerang, red) itu justru tidak mematuhi protokol kesehatan."
"Sehingga Raffi dihujat itu seperti tidak terima," kata Nurhadi kepada Tribunnews, Sabtu (16/1/2021).
Dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi di UNS ini juga menyampaikan, mengidolakan seseorang itu sama seperti cerminan diri.
Sehingga, bila sang idola dihujat oleh masyarakat, maka penggemar juga merasa hujatan tersebut ditujukan kepadanya.
Untuk itu, lanjut Nurhadi, menyerang artis yang menghujat idolanya sama seperti bentuk pembelaan diri.
"Karena orang yang mengidolakan satu sosok itu seperti mengikuti apa yang dilakukan (idolanya, red)."
"Kalau panutannya dihujat jadi dia merasa hujatan itu menimpa dirinya. Sehingga dia merasa memiliki kewajiban melakukan pembelaan," ujarnya.
Kendati demikian, ia juga menduga, ada penggemar Raffi yang memilih diam dan tidak menyerang artis yang mengkritik Raffi.
Baca juga: Polisi Didesak Jadikan Raffi Ahmad Sebagai Tersangka, Buntut Langgar Prokes setelah Vaksin Covid-19
Hal itu dilakukan karena mungkin penggemar tersebut tidak ingin membuat suasana di media sosial semakin memanas.
"Tapi saya nggak tahu seberapa banyak (penggemar) yang pro dengan Raffi."
"Mungkin saja di antara fansnya itu ada yang memilih diam, yang bukan berarti mendukung (kelalaian) Raffi tapi agar suasana tidak semakin mengeruh," tandasnya.
Kelalaian Raffi Ahmad Hadiri Pesta Didugat ke Meja Hijau
Kelalaian pesohor Raffi Ahmad yang mengikuti pesta setelah disuntik vaksin Covid-19 pada Rabu (13/1/2021) ini berbuntut panjang.
Meski telah meminta maaf kepada masyarakat, Raffi digugat ke meja hijau karena dianggap tidak mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh pengacara publik David Tobing ke Pengadilan Negeri Depok pada Jumat (15/1/2021) kemarin.
Dalam gugatannya, David Tobing meminta majelis hakim menghukum Raffi Ahmad.
Baca juga: Pengamat Sebut Sejak Awal Pemilihan Raffi jadi Duta Vaksin Kurang Pas: Sulit Hindari Ingar-bingar
Sementara, satu di antara poin gugatan yang diajukan, ia meminta Raffi tidak keluar rumah setelah menerima vaksin kedua selama 30 hari lamanya.
"Tidak keluar rumah selama 30 hari sejak menerima vaksinasi kedua," kata David Tobing dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Jumat (15/1/2021).
Selain itu, David juga meminta agar Raffi Ahmad meminta maaf melalui media nasional juga.
David amat menyayangkan perbuatan Raffi yang menghadiri pesta setelah divaksin Covid-19 itu.
Sebab, tindakan Raffi itu tidak memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.
Terlebih, dirinya sudah mendapatkan kepercayaan langsung dari negara untuk menerima vaksin perdana.
"Sudah diberi kepercayaan oleh negara, tapi tidak menghargainya, tidak memberi contoh yang baik untuk masyarakat yang melihat gerak-geriknya."
"Apalagi Gubernur sudah memberlakukan pengetatan protokol kesehatan sejak 11 Januari kemarin sampai 25 Januari 2020 nanti," kata David.
Gugatan yang ditujukan pada Raffi Ahmad merupakan gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH).
Apa yang dilakukan Raffi saat itu dianggap melanggar aturan terkait protokol kesehatan.
(Tribunnews.com/Maliana/Reza Dani)