"Kalau mulai kapannya sih kurang lebih 1 bulan lalu disuru 1 nanya anak anak karena bapak askara lagi di sel engga mungkin nanyain langsung, jadi keluarganya mungkin kasih kabar ke bapak Askara," ujar Lia di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021).
"Karena semenjak itu (ditahan) bapak Askaran engga pernah komunikasi lagi," bebernya.
Kemudian Lia juga diminta memantau kemana saja dan dengan siapa Nindy pergi keluar rumah.
"Terus kedua nanya ibu pergi sama siapa, naik mobil apa, kemana, pulang atau engga itu selalu ditanyain," beber Lia.
Akhirnya Lia tertangkap basah sedang merekam obrolan Nindy dan keluarga besarnya. Ia pun akhirnya mengaku salah karena dirinya bekerja dengan Nindy namun disuruh oleh orang lain.
"Saya ngaku salah karenw saya bekerja sama bu Nindy tapo disuruh orang lain. Saya disuruh juga karena atas landasan bantu pak Aska meringankan (hukuman) yang ladi ada masalah dengan kepolisian, seperti itu," terang Lia.
Lia pun menjelaskan bahwa kabar dirinya diculik dan dianiaya oleh Nindy adalah tidak benar.
Lia tidak terima karena keluarganya ikut terseret bahkan sampai marah ke Nindy. Ia merasa bahwa Nindy tidak karena kabar dirinya disekap dan dianiaya adalah tidak benar.
"Misal ada penunduhan bu Nindy culik saya dan saya ada dianiaya sama pak Leman (supir) itu alah, saya engga ngabarin keluarga saya, saya engga mau keluarga saya tau kejadian ini," ujar Lia.
"Tapi kenapa semua keluarga saya mengira saya dipenjarakan dianiaya saya engga terima karena itu membuat orangtua saya engga terima sama bu Nindy, padahal kenyataannya ga seperti itu," terangnya.
Beberapa hari lalu Nindy dilaporkan ke polisi oleh istri dari supir pribadinya atas tudingan penculikan dan penyekapan.
Namun semuanya dibantah oleh para pekerja di rumah Nindy. Suster dan supir mengaku hanya diamankan di rumah Nindy agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan, setelah perintah memata-matai Nindy akhirnya diketahui.