BCL mengatakan bahwa dirinya lebih sering membaca terjemahan Alquran.
"Gue pengen tau aja when you lose someone like that," kata BCL.
Ia mencoba untuk lebih berkomunikasi dengan Allah, dan ia menikmati prosesnya dalam beribadah.
"Karena gue merasa Ashraf tuh sama Allah gitu sekarang," terang BCL sambil tersenyum.
Jadi, setiap kali ia bisa berkomunikasi dan berdoa kepada Allah, ia merasa Ashraf sedang berada bersama Allah.
"Moment gue bisa sama Ashraf tuh ya disitu juga (berdoa)," terang BCL.
Sementara itu, BCL lebih menikmati hidupnya dengan cara mengisolasi diri di rumah.
Dengan dirinya mengisolasi diri, ia setiap hari menghabiskan waktunya dengan menemani putranya.
"Setelah umur Noah 9 tahun, gue punya momen dimana Noah nggak terganggu sama apapun, everyday," terang BCL.
Rutinitas BCL selama sepeninggal Ashraf adalah melakukan hal-hal positif dan pola hidup yang sehat di dalam rumah.
"Rutinitas gue ya tidur, nangis, beraktivitas, ada momen gue ngaji, ada momen gue coba dengerin musik biar happy, gue berenang atau gue berolahraga, berjemur juga pada saat itu lagi tren ya, terus gue masak, malamya ngobrol-ngobrol sampai pagi, terus tidur," terang BCL.
Setiap kali BCL mengunjungi makam Ashraf Sinclair di San Diego Hills, ia selalu mengatakan untuk jangan mengkhawatirkan dia dengan anaknya.
"Dont worry, enjoy your new life, dont worry about Noah and me, we're sad tapi kayak lo percaya deh sama gue," terang BCL.
Ia mengaku akan menangani semuanya untuk anaknya.
(Tribunnews.com/Pramesti Rizki)