Setelah itu, ia akan diam saat guru datang, tapi terus melakukannya (membuat lelucon seksual) saat guru tidak ada.
Ia kebanyakan membuat lelucon seperti itu selama waktu istirahat atau belajar mandiri.
Secara rutin, siswa laki-laki itu sering melontarkan lelucon seksual.
Selama waktu istirahat, ia akan berteriak, 'eummo-reul kkumyeotdani!' (Pelesetan pada frase yang berarti 'konspirasi telah direncakan' dan 'rambut kemaluan telah dihias') dan menggambar berbagai rambut di papan tulis.
Aku masih ingat adegan itu secara jelas.
Meski aku tidak bisa mengingat dengan tepat siapa yang menggambar di papan, aku tahu dia adalah satu di antara dari dua orang yang aku sebut di atas.
Dan aku yakin mereka bekerja sama," tulis si anonim.
Baca juga: Komentarnya Dianggap Rasis Terhadap BTS, Penyiar Radio Jerman Matthias Matuschik Dikecam ARMY
Baca juga: Aksi Memukau BTS Bawakan Lagu Fix You, Coldplay Beri Apresiasi
Ia menambahkan, saat itu dirinya menerima kabar Mingyu dibina dan keluar dari akademi.
Kala itu, ia berasumsi Mingyu tidak akan menjadi terkendali dan membiarkan masalah tersebut.
Bahkan, saat ia mendengar Mingyu akan debut bersama SEVENTEEN.
Si anonim mengaku ia awalnya tak berniat mempublikasikan masalah itu.
Pasalnya, apa yang ia alami dengan Mingyu tidak sekuat penindasan yang diterimanya di sekolah.
Namun, ia kemudian mencari bantuan profesional dan memilih untuk bercerita pada terapisnya di tahun 2019.
Akhirnya, si anonim ini memilih membagikan kisahnya saat ada alumnus Burim yang membela sekolah secara tidak benar.
Terapisnya juga berkata apa yang dialami si anonim bisa membuatnya terluka di masa depan.
Di akhir unggahannya, si anonim mengklaim ia tidak mengharapkan permintaan maaf, tapi hanya ingin mengungkapkan emosinya terkait masalah itu.
Hingga saat ini, Pledis Entertainment belum memberikan klarifikasi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)