"Kejadian sebenarnya memang sempat ada persinggung lalu lintas," tambahnya.
Ketika terjadinya kecelakaan lalu lintas, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu menegaskan tidak bisa menyelesaikan peristiwa kecelakaan dengan Lucky Alamsyah di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Sebab, dia ada siaran langsung di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.
"Selain itu memang karena dia sudah ribut di situ," ucapnya.
Saat kejadian, mantan politisi Partai Demokrat itu menyebut sang sopir langsung mengklakson mobil yang diduga dikendarai oleh Lucky Alamsyah.
Mobil tersebut kemudian berhenti. Orangnya keluar dari mobil.
"Ketika turun dia (Lucky) langsung marah-marah di samping jendala sopir saya. Dan saya menjadi heran lagi, ketika jendela itu dibuka, saya merasakan betul energi dia untuk marah tambah besar," ucapnya.
"Jadi dia tampaknya kaget atau senang melihat saya ada di dalam, kemudian dia marah-marah dan saya bilang, 'enggak usah marah-marah di sini, ayo kita selesaikan di kantor polisi terdekat' gitu," tambahnya.
Namun, diakui Roy bahwa Lucky tidak mau menyelesaikan masalah tersebut di kantor Polisi.
Lucky menginginkan penyelesaian kecelakaan itu langsung di TKP.
"Saya bilang, 'tidak mungkin selesaikan di pinggir jalan'. Dan saya kemudian bilang, 'maaf, saya harus siaran jam 7 di salah satu tv yang ada di dekat sini' seperti itu," jelasnya.
"Nah, kemudain saya bilang gini, 'kalau mau enggak di sini, oke di studio televisinya saja'," sambungnya.
Sebelum meninggalkan TKP, Roy mengatakan Lucky diduga menggedor kaca jendela sopirnya sebanyak dua kali.
Ia bahkan merekam hal tersebut untuk menjadi bukti.