"Ya capek, istirahat, tidur," ujar dokter.
"Terus tadi pagi tuh kram. Itu kontraksi bukan dok ?" tanya Nagita lagi.
"Iya, kram. Enggak apa-apa, karena kecapekan," ucap dokter.
Diberi tahu janinnya dalam keadaan baik, Nagita menangis.
Melihat Nagita terus menerus menangis, dokter pun meledeknya.
Menurut dokter, Nagita tak seperti Caca Tengker yang pemberani.
"Aduh aku nangis," imbuh Nagita seraya terisak.
"Kenapa ?" tanya dokter.
"Enggak tahu dok," ujar Nagita.
"Ah payah. Ah elah. Kalah sama si Alsi (Caca Tengker), jauh," ledek dokter.
"Iya aku mah lebih penakut dok," akui Nagita.
Dokter kandungan tampak heran mengapa Nagita tak berhenti menangis.
Hingga diakui Nagita, dirinya takut janin anak keduanya ada masalah.
"Takut apa lu ?" tanya dokter.