TRIBUNNEWS.COM - Bintang pop Amerika Serikat Britney Spears (39) memohon kepada pengadilan untuk diakhirinya manajeman "kejam" atas karier dan kehidupannya, berkata ia ingin hidupnya kembali.
Dilansir BBC.com, karier Britney Spears berada di tangan wali hukum dalam istilah yang disebut conservatorship atau konservatori sejak tahun 2008, ketika ia menghadapi krisis kesehatan mental.
Sang ayah, Jamie Spears diberi kendali penuh dari pengadilan atas harta dan aspek lain dalam kehidupan Britney.
Namun, Britney merasa muak dan ingin lepas dari ayahnya serta hidup sebagai dirinya sendiri.
Rabu (23/6/2021), Britney secara langsung memohon kepada pengadilan LA untuk mengkhiri konservatorinya.
Baca juga: Mengaku Trauma dan Depresi, Britney Spears Minta Perwalian Ayahnya Dihentikan
Para penggemar pun memulai gerakan #FreeBritney atau "bebaskan Britney," berharap sang penyanyi bisa mendapatkan kembali haknya untuk mengatur sendiri kehidupannya.
Perselisihan hukum yang berkepanjangan mendapat perhatian baru tahun ini setelah rilis Framing Britney Spears - sebuah film dokumenter yang berpusat pada konflik konservatori sang penyanyi.
Apa itu konservatori?
Konservatori diberikan oleh pengadilan untuk individu yang tidak dapat membuat keputusan sendiri, seperti mereka yang menderita demensia atau penyakit mental lainnya.
Konservatori Britney dibagi menjadi dua bagian, satu untuk urusan tanah dan keuangannya, yang lain untuk urusan pribadinya.
Berdasarkan perjanjian hukum ini, Britney tidak dapat mengendalikan sendiri keuangannya sejak 2008.
Jamie Spears awalnya bertanggung jawab atas kedua bagian konservatori tetapi mengundurkan diri sebagai konservator pribadi putrinya pada 2019 karena alasan kesehatan.
Jodi Montgomery, seorang profesional perawatan, menggantikan Jamie untuk sementara tetapi Britney meminta menjadikannya permanen.
Catatan pengadilan rahasia yang diperoleh The New York Times menunjukkan bahwa bintang pop itu telah menyuarakan penentangan serius terhadap konservatori lebih awal dari yang dilaporkan sebelumnya.