Sampai sebelum ia pulang ke Indonesia, Maudy merasa terharu saat melihat tempatnya menimba ilmu selama dua tahun itu.
Ia sering berjalan-jalan keliling kampus dan menangis sendirian.
"Beberapa minggu terakhir, terkadang aku suka jalan-jalan keliling kampus, dan aku bisa tiba-tiba terharu dan menangis," ucap Maudy.
Ia amat sangat merasa kehilangan kehidupannya yang bahagia ketika berada di Amerika Serikat.
Ia merasa akan kehilangan pengalaman terindahnya ketika hidup sendirian jauh dari keluarganya.
"Karena aku merasa akan sangat kehilangan," ungkap Maudy.
Selama dua tahun ini, Stanford merupakan rumah keduanya.
Ia merasa belum siap meninggalkan rumah keduanya untuk pulang ke Indonesia.
"Jadi rasanya pahit dan manis, karena satu sisi aku akan pulang tapi di sisi lain rasanya seperti belum siap juga meninggalkan tempat ini," ungkap Maudy Ayunda.
Simak berita lainnya terkait Maudy Ayunda
(Tribunnews.com/Pramesti Rizki)