“Di mana ada kemauan, selalu ada jalan baginya."
"Dia adalah seorang penyintas, dan ini yang saya sukai dirinya. Saya pikir kami menjadi mirip dan saling membentuk satu sama lain,” ucap Anya Chalotra.
Selanjut, Henry Cavill sebagai Geralt mengungkap ada perubahan porsi dialog dari musim sebelumnya.
Jika di musim pertama Henry Cavill lebih sedikit berbicara, kini justru sebaliknya.
Henry Cavill dituntut untuk menjadi sosok filosofis dan intelektual yang banyak bicara.
Karakter Geralt tak hanya sekadar seorang pria tua berambut putih yang besar dan kasar.
“Saya lebih bebas bermain di musim pertama, karena Geralt lebih banyak berada di alam liar dan berdialog lebih sedikit."
Saya rasa menjadi sosok yang berbicara sedikit lebih baik sehingga ia terlihat lebih banyak berpikir."
"Namun ketika masuk ke dalam naskah dengan Cirilla, para Witcher, serta orang-orang yang ia kenal di sekitarnya, saya menjadi sosok filosofis dan intelektual yang berbicara banyak, karena itulah dirinya.
"Dia bukan hanya sekadar seorang pria tua berambut putih yang besar dan kasar,” ungkap Henry Cavill.
The Witcher Season 2 juga akan memperkenalkan berbagai karakter baru.
“Kita dapat melihat Dijkstra untuk pertama kalinya dan Kerajaan Redanian," papar Schmidt.
"Saya tahu banyak penggemar menantikan bertemu dengan Philippa, Codringher dan Fenn, Rience, serta Nenneke," tambahnya.
Bagi Schmidt, dari banyaknya karakter, Vesemir adalah sosok yang paling ditunggu kehadirannya.