TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nikita Mirzani merasakan pengalaman kurang mengenakan saat jalani karantina mandiri usai berlibur dari Turki.
Selain mengeluhkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan, ia juga mengeluhkan harga hotel yang tak sesuai.
Nikita Mirzani semula diharuskan membayar 17.8 juta per orang, total rombongan Nikita Mirzani ada 6 orang.
Namun ketika sampai hotel harga tersebut berubah menjadi 22 juta.
Baca juga: Karantina di Hotel, Nikita Mirzani Diperlakukan Kayak Pasien Covid-19, Padahal Hasil PCR Negatif
"Dikasih list hotel mahal gua iyain aja gua tanya harganya, 17,8 juta, yaudah pesan lah hotel itu. Gua minta bisa gak satu kamar dua orang karena kita satu tim. Jadi 17,8 dikali 3 selama delapan hari," ujar Nikita Mirzani di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (27/7/2021).
"Pas sampe hotel harganya berubah jadi 22 juta. Itu saksinya yang dengar banyak, gua bukan berantem ya, gua nanyain kok di Bandara 17 juta, di Hotel 22 juta," ucapnya.
Nikita mengatakan ia tak masalah jika ditempatkan di hotel murah bersama lima tim YouTubenya.
Namun sejak di bandara ia mendapat bahwa daftar hotel murah sudah penuh.
Baca juga: Ocehan Nikita Mirzani Soal Karantina di Hotel Berbayar Rp22 Juta, Seperti Dipenjara, Sebut Jokowi
"Bayangin gua berenam, ada enam kamar. Gua mentingin hotel murah buat karantina, ya hotel murah yang penting kita aman, bisa ngobrol, dan satu lantai. Akhirnya mau pesan hotel murah ternyata full," ungkap Nikita.
"Gua capek saat itu mau istirahat gua iyain aja, dikasih list hotel bintang 5 semua. Padahal gua tidur di hotel murah aja gapapa kan karantina gak bisa kemana mana dan hotel sepi," katanya.
Setelah semua urusan pembayaran di hotel selesai, ia dan para tim YouTubenya pun menjalani tes PCR yang hasilnya negatif.
"Karena gua capek yaudah gua bayar. Disitu udah nunggu tim satgas buat PCR. Yaudah abis bayar ya kita tes. Besokannya hasilnya negatif, maksud gua, kalau negatif, jangan diperlakukan seperti orang positif," tegasnya.
Pulang liburan di Turki, Nikita Mirzani mendapat pengalaman kurang mengenakan saat harus menjalani karantina di Indonesia.
Ia mengeluhkan jendela yang tak bisa dibuka, sprei dan selimut yang tak pernah diganti selama ia 8 hari jalani karantina mandiri.