Kaido kemudian memukul Yamato dengan kanabonya.
"Orochi memiliki bakat sebagai diktator yang mengerikan. Itu sebabnya negara ini sekarang menjadi pabrik senjata. Aku ingin kau memerintah negara dan tetap menjalankannya demi aku," pinta Kaido pada Yamato.
Yamato menolak permintaan sang ayah, lalu mengatakan bahwa dia akan membeaskan Wano dan samurai dari kekuasaan Kaido.
Yamato pun mulai menyerang Kaido menggunakan serangan barunya yang disebut Namuji Hyouga, yaitu serangan berupa tembakan api dari mulut.
Saat menyerang, Yamato mengingat kata-kata Oden tentang pembukaan perbatasan Wano.
Sementara Kaido menggunakan Bolo Breath miliknya, hingga akhirnya kedua serangan itu berbenturan dalam ledakan besar.
"Aku tidak akan mengizinkannya, Yamato," balas Kaido.
Scene beralih ke Aula Perjamuan Besar di lantai 3, dimana kita akan melihat Robin berhadapan dengan tiga orang yang sangat penting baginya, yaitu ibunya, Nico Olivia, dokter Clover, dan raksasa Jaguar D Saul.
Mereka bertiga sangat senang melihat Robin dan memanggilnya untuk datang kepada mereka.
Robin juga sangat senang dan berlari ke arah mereka sementara Brook berteriak padanya untuk tidak melakukannya.
Tepat sebelum mencapai mereka, Robin terhenti karena sadar bahwa dia sedang dalam jebakan Black Maria.
Baca juga: 10 Fakta Eiichiro Oda tentang One Piece: Akhir Cerita, Momen Favorit hingga Bertekad Mati
Robin kemudian menggunakan serangan barunya yang disebut Tres Mano: Freesia untuk menghilangkan ilusi dan memukul dengan tamparan raksasa di dagu orang-orang yang menyamar sebagai ketiga orang yang dicintainya.
Orang-orang yang menyamar ternyata adalah bawahan Black Maria, yaitu pengguna ular hognose Smile Nure Onna, pengguna ular putih Smile Tenjo Sagari dan seorang Numbers perempuan bernama Kunyun.
Black Maria menggunakan Illusion Mist pada mereka untuk menyamar sebagai orang yang dicintai Robin.