Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain Saipul Jamil yang menjadi sasaran kemarahan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), pedangdut Inul Daratista juga menjadi incaran.
Inul Daratista menjadi bulan-bulanan warganet karena terlalu membela Saipul Jamil, setelah bebas dari penjara atas kasus pencabulan terhadap DS.
Aksi Inul Daratista yang dianggap membela Saipul Jamil kembali eksis mendapat komentar pedas dari Dewan Pengawas Komnas PA, Roostin Ilyas.
Baca juga: Usai Muncul Petisi, Kini Giliran Komnas Perlindungan Anak Minta Saipul Jamil Diboikot dari Televisi
Baca juga: Ramai Boikot Saipul Jamil Tampil Lagi di TV, KPI Minta Lembaga Penyiaran Tak Buka Trauma Korban
Roostin Ilyas menegaskan ia menyayangkan langkah Inul Daratista yang sangat membela Saipul Jamil usai bebas dari penjara.
"Saya seorang ibu, saya seorang perempuan saya kecewa juga pada seseorang yang bernama Inul Daratista yang mengatakan bahwa dia tidak suka Saipul Jamil dibully," kata Roostin Ilyas di kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (6/9/2021).
Roostin menganggap langkah Inul membela mantan pelaku pencabulan anak dibawah umur itu, tidak berempati kepada masyarakat Indonesia.
"Saya cuman pengen tanya sama bu Inul, kalau anak anda menjadi korban apakah anda juga akan bicara seperti itu? Tolonglah kita semua berempati," ucapnya.
Baca juga: Bela Saipul Jamil yang Diboikot Tampil Televisi, Inul Daratista: Dia Udah Sekolah 5 Tahun
Baca juga: Pro Kontra Saipul Jamil, Kritik Najwa Shihab Hingga Ernest Prakasa, Dibela Mantan Istri dan Inul
Roostin menyebut kekesalannya terhadap Inul Daratista dan kembalinya Saipul Jamil eksis di televisi, bukan bermaksud menghalagi keduanya berkarya dan mencari nafkah.
"Monggo orang butuh uang buat hidup, sama seperti Saipul Jamil. Tapi janganlah di televisi atau di media sosial yang bisa ditonton oleh ratusan juta orang Indonesia," jelasnya.
Menurut Roostin, Saipul Jamil kembali memberikan dampak besar terhadap predator seksual atau pelaku pelecehan seksual terhadap anak-anak.
"Takutnya nanti korban menjadi takut melaporkan atau bahkan para pelaku ini semakin berani. Jadi kami meminta untuk para pelaku pelecehan seksual tidak mendapatkan tempat lagi," ujar Roostin Ilyas.