Dua keponakan tersebut bernama Albert dan Viktor.
Lalu, Pandjaitan turun ke latai 1 dengan tenang dan perlahan.
Pasukan tentara yang mengepung rumah Pandjaitan disebut berasal dari satuan Cakrabirawa.
Satuan Cakrabirawa adalah pasukan khusus pengawal Presiden Soekarno.
Pandjaitan saat sudah di hadapan para tentara, diminta untuk segera naik ke truk yang akan mengantarkannya ke Istana.
Para tentara itu mengatakan Pandjaitan dipanggil oleh Presiden Soekarno karena kondisi darurat.
Sebelum dibawa, Jenderal berbintang satu tersebut menyempatkan diri untuk berdoa.
Kejadian itu, membuat para tentara swemakin marah.
Kemudian, salah satu tentara memukulkan popor senjata ke Pandjaitan.
Namun, Pandjaitan menepisnya tepat sebelum menghantam wajahnya.
Hal tersebut membuat tentara yang lain marah.
Lalu, asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat itu ditembak dan berakhir tewas.
Kemudian, jenazah Pandjaitan dimasukkan ke dalam truk dan di bawa pergi.
Putri sulung Pandjaitan yaitu Catherine menyaksikan langsung aksi penembakan tersebut.
Ia mendatangi tempat ayahnya ditembak setelah para tentara itu pergi.
Setelah itu, Catherine memegang darah ayahnya dengan penuh haru dan mengusapkannya ke wajah.
Simak kisah selengkapnya di MNCTV dan tvOne.
(Tribunnews.com/Farrah Putri/Yunita Rahmayanti)
Simak juga cerita Nur Ian yang masih bertahan jalankan usaha layar tancap keliling dalam CERITA URBAN di bawah ini: