Berawal dari Rano Karno, sahabat dari Lydia Kandou yang mengenalkan mereka berdua.
Jamal yang saat itu sedang dalam puncak popularitasnya, Lydia justru mengaku tak mengenal sosok Jamal.
Dari sanalah Jamal sering menitipkan salam kepada Lydia melalui Rano.
Barulah di tahun 1983, di sebuah studio musik Lydia bertemu dengan Jamal untuk kali pertama. Namun baru pada pertemuan yang kesekian kali, Lydia mulai tertarik kepada sosok Jamal.
Apalagi keduanya semakin dekat setelah kerap manggung bersama ke sejumlah daerah.
Lydia banyak melihat kebaikan di diri Jamal. Simpati itu pun berubah menjadi cinta. Namun kisah cinta keduanya tak pernah berjalan mulus.
Saat masih berpacaran, banyak isu miring menimpa Jamal. Disebut-sebut, Jamal pernah berhubungan dengan wanita lain sampai menghasilkan seorang anak.
Jamal pun dikatakan tidak akur dengan ayahnya. Tapi semua isu itu tidak menghalangi Lydia untuk mantap menikah dengan Jamal.
Halangan selanjutnya datang dari orangtua Lydia, terutama sang ibu, M.J.P Giezekamp, yang tak setuju Lydia menikah dengan Jamal yang dinilainya urakan.
Namun rasa cinta di diri Jamal-Lydia sudah tak bisa terbendung. Meski berbeda agama dan latar belakang, keduanya nekat menikah diam-diam pada 30 Juni 1986.
Setelah resmi menikah, barulah Lydia memberitahu keluarganya, yang tentu disambut dengan amarah dan rasa kecewa.
Akan tetapi Jamal dan Lydia tak henti berusaha melembutkan hati sang bunda. Rutin, keduanya mengunjungi sang bunda di Bandung setiap akhir pekan.
Waktu berlalu, akhirnya hati sang bunda pun luluh dan mau memberi restu. Setelah restu dari orangtua diperoleh, kini giliran Jamal-Lydia harus berjuang meresmikan pernikahan mereka di mata hukum.
Sebab menurut undang-undang, pernikahan tak boleh dilangsungkan antara dua sejoli yang berbeda keyakinan.