TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda mengenal Ariel Dewinta Ayu Sekarini?

Ya, bintang film televisi atau FTV dan film layar lebar cantik ini populer dengan nama panggung "Ariel Tatum".

Ia menjadi salah satu artis di Indonesia yang memiliki banyak penggemar. Akun instagramnya sudah centang biru alias terverifikasi.

Pengikutnya pun menyentuh angka 8,2 juta. Ariel mengawali kariernya dengan menjajal dunia akting di tahun 2005.

Saat itu ia bermain pada film layar lebar bergenre drama musikal, "Ariel & Raja Langit". Tujuh tahun kemudian, dara berumur 25 tahun itu terjun ke dunia musik.

Ia menjadi rekan duet penyanyi solo Ari Lasso dengan membawakan lagu "Karena Aku Telah Denganmu".

Belum lama ini, jurnalis Warta Kota Arie Puji Waluyo berkesempatan mewawancarai Ariel secara eksklusif.

Wawancara berlangsung di kantor redaksi Warta Kota, kawasan Palmerah, Jakarta Pusat. Ia berkunjung dengan para pemain film "Sepeda Presiden".

Berikut hasil wawancaranya:

Apa yang kamu rasa setelah kini menjadi publik figur?

Iya sih (terkenal). (Tapi) Lebih ke pressure. Tapi aku mencoba mengambil sisi positifnya.

Berarti aku dalam melangkah harus memikirkan lagi, apa yang aku buat harus lebih positif karena aku dilihat dan diperhatiin orang.

Somehow, kalau aku mau berulah yang enggak-enggak aku banyak mikirnya. Bukan pencitraan, kami kan publik figur, jadi harus dijaga perilakunya.

Tapi aku juga enggak menahan diri yang kayak bagaimana begitu juga, seperti biasa saja karena aku selama ini kan lurus-lurus saja.

Sebagai publik figur, pengalaman unik apa saja yang pernah kamu alami?

Huff... banyak sih. Dari omongan netizen (warganet) dan ketemu langsung, sampai ada orang yang mengajak taaruf ada juga.

Kayak pertama itu ada ketawa-ketawa sampai dipertimbangkan. Ada satu yang lucu, di tengah semua ajakan taaruf, ada satu yang datang ketemu papa aku, buat kayak serius gitu. Itu niat yang serius loh itu. Luar biasa.

Kalau di tempat umum?

Di Jakarta agak jarang kecuali ada rombongan keluarga datang ke Jakarta ketemu aku kayak jumpa fans.

Cuma di Jakarta orang terbiasa begitu melihat publik figur. Waktu di Papua, syuting "Sepeda Presiden" lumayan seperti itu (didatangi orang).

Tapi enggak sering karena kami syuting di pulau terpencil dan jarang penduduk.

Waktu di Sorong Papua malah enggak ada yang notice gitu. Intinya sejak lebih dikenal, saya enggak merasa terbatas. Dijalani biasa-biasa saja. (ari/eko)

Baca juga: Pelatih Persib Asal Belanda Mengkritik Sistem Liga Indonesia