TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), berbagi cerita tentang bagaimana Presiden Prabowo Subianto memilihnya sebagai anggota Kabinet Merah Putih.
Meski berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Karding menegaskan penunjukannya bukanlah karena rekomendasi partai.
Karding menjelaskan Presiden Prabowo memilihnya berdasarkan keyakinan terhadap profesionalisme dan kemampuannya dalam memperbaiki sistem perlindungan pekerja migran Indonesia.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam wawancara eksklusif di program 'Ngobrol Bareng Cak Febby' (Ngocak Febby), di Studio Tribunnews, Jakarta, Senin (9/12/2024).
"Saya nggak direkomendasi partai. Saya profesional ini."
"Saya direkrut oleh Pak Prabowo karena (profesionalisme -red) saya."
"Saya nggak diusulin (PKB-red), walaupun saya tetap kader PKB," ujar Karding.
Karding menegaskan meskipun tetap kader PKB, ia tidak terikat oleh kepentingan partai saat menjalankan tugas sebagai Menteri P2MI.
"Jadi saya nggak ada beban. Beban saya bekerja sebaik-baiknya agar Pak Prabowo seneng, oh ini benar, ini bisa dipercaya agar negara ini ada manfaatnya, kementerian ini ada manfaatnya untuk masyarakat dan negara, kan gitu aja persen Pak Prabowo nggak ada yang lebih dari itu," tegas Karding.
Karding berjanji tidak akan mengecewakan Presiden Prabowo, termasuk tidak akan terlibat dalam kasus korupsi selama mengemban amanah di Kementerian P2MI
"Kalau bagi saya ini panggilan kehormatan, jadi nggak banyak orang yang dapat ini."
"Makanya amanah ini harus saya jaga lah."
"Salah satunya saya harus menjaga integritas saya, yang kedua dengan begitu itu saya bisa jadi contoh di Kementerian," jelas Karding.
Untuk itu pula, Karding akan membuat sistem yang akan membuat Kementerian P2MI bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).