Angie tidak menghakimi dan tidak mengelak bahwa korupsi tersebut ada campur tangan orang lain, tak hanya dirinya.
"Saya tidak meng-judge ataupun tidak mau mengatakan 'Yes, their is'."
"Saya nggak pernah bilang 'Oh ini ada kekuasaan besar'," lanjutnya.
"It's my feeling, ketakutan itu ada di dalam aku."
"Mbak, nggak ada orang yang bisa korupsi sendiri," tambah Angie.
Ia berusaha meyakinkan bahwa dirinya tak mungkin melakukan korupsi seorang diri.
Hal itu sangat tidak masuk akal.
"Saya ini siapa? Saya hanya orang yang datang dari Manado masuk ke politik."
"Logically thinking, nggak akan masuk akal."
"Penting kah? Rasanya itu kan udah usang juga," sambung Angie, mengisyaratkan hal ini sudah tidak perlu untuk dibahas.
Mengingat kasus ini sudah bertahun-tahun yang lalu terjadi.
"Bukan kah ini demi kebenaran?" tanya Rosi mengejar.
Angie mengisyaratkan bahwa kebenaran dan keadilan di dunia seperti tidak ada.
Bahkan, ia bertahun-tahun mengharapkan kebenaran itu terungkap.
"Is there any kebenaran di dunia ini? Apakah ada kebenaran? Apakah ada keadilan? It's my question."
"To my self, bertahun-tahun, saya menghitung hari dan berharap kebenaran itu akan muncul," tuturnya.
Namun, hingga saat ini, Angie mengaku sudah merasa putus ada untuk mencari keadilan dan kebenaran tersebut.
Ia hanya ingin menikmati hari-harinya menjadi seorang ibu.
"Sampai sekarang saya sudah putus asa untuk mencari keadilan dan kebenaran."
"Jadi, sekarang saya hanya mau menikmati menjadi seorang ibu," tutup Angelina Sondakh.
(Tribunnews.com/ Salma/ Retri)